²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Gonjang-ganjing Kudeta Myanmar, RI Lakukan Diplomasi Senyap

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
10 March 2023 18:24
In this photo released by Indonesian Presidential Palace, Indonesian President Joko Widodo, center, delivers his press statement as, from left to right, Foreign Minister Retno Marsudi, Coordinating Minister for Economic Affairs Airlangga Hartarto, and Cabinet Secretary Pramono Anung listen, following ASEAN Leaders' Meeting at the ASEAN Secretariat in Jakarta, Indonesia, Saturday, April 24, 2021. Southeast Asian leaders demanded an immediate end to killings and the release of political detainees in Myanmar in an emergency summit with its top general and coup leader Saturday in the Indonesian capital, Indonesia's president said. (Laily Rachev, Indonesian Presidential Palace via AP)
Foto: Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. (Laily Rachev, Indonesian Presidential Palace via AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sebagai ketua Asean tahun ini, Indonesia terus melakukan upaya diplomasi kepada Myanmar yang kekuasaannya telah direbut oleh junta militer selama dua tahun terakhir.

Dalam perkembangan terbaru, Direktur Jenderal Kerja Sama Asean Sidharto Reza Suryodipuro menyebut telah melakukan upaya diplomasi melalui jalinan komunikasi dengan semua pihak di Myanmar, termasuk dengan pihak junta yang dikoordinasi oleh militer.

"(Saat ini) upaya tersebut dilakukan off the record, secara quiet diplomacy. Hal ini dilakukan karena hanya melalui quiet diplomacy akan diperoleh gambaran tentang adanya ruang untuk negosiasi," kata Sidharto dalam press briefing mingguan Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jumat (10/3/2023).

"Kalau disampaikan secara publik, nantinya ruang diplomasi akan sangat sempit," tambahnya.

Dalam diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia sebagai ketua Asean, imbuh Sidharto, pesan yang dilakukan adalah terhadap penghentian kekerasan, dan tentang kepentingan bantuan kemanusiaan kepada semua pihak di Myanmar, serta perlunya dialog politik yang melibatkan semua pihak.

"Jadi semuanya sesuai dengan 5 Points Consensus. Jadi upaya yang dilakukan Indonesia sesuai dengan mandat tersebut," imbuhnya.

Soal pengiriman jenderal Indonesia ke Myanmar, Sidharto menyebut tidak bisa berbicara banyak. "Pada saat ini tidak ada upaya diplomasi yang dilakukan oleh jenderal. Jadi kalau pada waktunya, semua informasi akan disampaikan," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengirim seorang jenderal ke Myanmar untuk berdialog dengan pihak junta militer. Namun, hingga kini belum diketahui siapa jenderal dari RI yang akan menjalankan misi tersebut.

Junta militer Myanmar sebelumnya telah mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil pada 1 Februari 2021 melalui kudeta. Dari sana, pihak mereka menangkap puluhan pejabat termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.


(luc/luc) Next Article Junta Militer Menggila, Jokowi Cs Akan Tentukan Nasib Myanmar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular