
Faisal Basri: Orang RI Ngeluh & Marah Tapi Tetap Bayar Pajak

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pajak menjadi pembahasan hangat bagi masyarakat dalam beberapa waktu terakhir, pasca mencuatnya temuan harta Rafael Alun Trisambodo (RAT). Bahkan ada beberapa pihak yang menyuarakan setop bayar dan lapor pajak.
Meski demikian, Faisal Basri, Ekonom Senior INDEF melihat kemarahan tersebut tidak diaplikasikan dalam bentuk penolakan pembayaran pajak.
"Sedemikian mualnya rakyat dengan pelaku pejabat itu, maka muncul pembangkangan publik. Publik secara kolektif itu mogok bayar pajak, kita jauh dari sana. Rakyat Indonesia pemaaf sekali," ungkapnya dalam Diskusi Publik INDEF, Selasa (28/3/2023)
Dalam catatannya, ada 680 ribu perbincangan soal pajak di media sosial meliputi keluhan, protes dan berbagai pertanyaan penggunaan uang pajak. Meski demikian hanya 2% yang memiliki gagasan membangkang bayar pajak.
"Jadi sekalipun netizen kritis di 680 ribuan perbincangan, ngeluh macam-macam tidak sampai pada muara untuk tidak bayar pajak," jelasnya.
Buktinya penerimaan pajak hingga Februari 2023 tetap tumbuh positif dan pelaporan SPT Tahunan naik 40%.
"Rakyat indonesia luar biasa, ngeluh tapi tetap melaksanakan kewajibannya. Sekalipun mereka gak bayar pajak atau bertekad untuk tidak bayar pajak, mereka tidak bisa mengelak untuk tidak bayar pajak," terang Faisal.
Menurut Faisal, ini adalah wujud berjalannya demokrasi. Rakyat menunaikan kewajiban namun tetap menuntut hak yang seharusnya diterima, termasuk bersikap kritis.
"Jadi positifnya ternyata rakyat menyadari rakyat demokrasi yang dimiliki sebagai warga negara dan mereka semakin artikulatif, menggonggong dan sadar melakukan kewajiban," ujarnya.
(mij/mij) Next Article Berapa Banyak Orang RI Patuh Lapor SPT Pajak? Ini Datanya