
Perang Sudan Menggila! Ramai-Ramai Negara Evakuasi Warganya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Upaya kudeta yang berujung pada perang saudara di Sudan telah memaksa sejumlah negara, termasuk Indonesia, mengevakuasi warganya yang tinggal di sana. Mereka melarikan warganya ke beberapa titik seperti kota Port Sudan, yang terletak di Laut Merah, atau memindahkannya ke negara sekitar seperti Ethiopia dan Mesir.
Dari Afrika dan Timur Tengah (Timteng), Arab Saudi memimpin evakuasi besar-besaran pertama pada Sabtu (22/4/2023) melalui laut, dan sejak itu ratusan warga Saudi dan orang asing dari lebih dari 20 negara telah dibawa ke kota pelabuhan Jeddah.
Uni Emirat Arab mengatakan telah 'mengevakuasi warganya ke Port Sudan dan menampung warga dari 19 negara lain yang telah diselamatkan. Yordania Minggu malam menerbangkan hampir 350 orang termasuk warga Palestina, Irak, Suriah, dan Jerman ke bandara militer di kerajaan itu.
Mesir mengatakan 446 warganya meninggalkan Sudan melalui darat pada hari Selasa dan 189 lainnya diterbangkan, sehingga jumlah total yang dievakuasi sejauh ini menjadi 1.539. Lebih dari 10.000 orang Mesir diperkirakan tinggal di Sudan.
Dari Amerika Utara, helikopter militer Amerika Serikat (AS) pada Minggu mengumpulkan kurang dari 100 orang dari kedutaan di Khartoum. Pentagon mengatakan pada hari Senin bahwa para pejabat sedang mencari kemungkinan rute darat keluar dari Sudan untuk warga AS.
Staf diplomatik Kanada pergi dengan warga AS, dan Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan negaranya sedang 'mengkaji untuk penerbangan langsung' bagi warga Kanada dan tanggungannya, dimana ada 550 di antara mereka ingin pergi dari Sudan.
Untuk negara Eropa, Inggris mengatakan penerbangan pertama untuk mengevakuasi warga negaranya telah meninggalkan Sudan pada Selasa dan akan diikuti setidaknya dua penerbangan lagi dalam semalam, setelah operasi pada Minggu untuk mengeluarkan staf kedutaan.
"Sekitar 4.000 warga Inggris dengan kewarganegaraan ganda dan 400 dengan paspor hanya Inggris berada di Sudan," menurut pemerintah Inggris dikutip AFP.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Senin bahwa 1.000 warga Uni Eropa telah dievakuasi. Jerman telah memimpin koordinasi internasional untuk evakuasi dari pangkalan udara di dekat Khartoum, dengan penerbangan Jerman keenam dan terakhir ke Yordania akan berlangsung Selasa malam.
"Prancis mengevakuasi 538 orang. Lebih dari sepertiga dari mereka adalah warga negara Prancis," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dari negara Asia, China mengatakan pada hari Senin telah mengevakuasi dengan aman sekelompok warga dalam gelombang pertama. India juga mengumumkan misi penyelamatan yang sukses pada hari Senin.
Pakistan mengatakan sebuah konvoi yang membawa 211 warganya tiba di Port Sudan pada hari Selasa, sehingga jumlah total warga Pakistan yang dievakuasi menjadi 700 orang, dengan sekitar 1.500 orang masih berada di Sudan.
Jepang telah mengevakuasi 45 warganya termasuk diplomat yang naik pesawat militer melalui Djibouti. Untuk Korea Selatan, sebuah pesawat yang membawa 28 warga negara itu tiba di Jeddah pada Senin.
Indonesia telah memindahkan 538 warga negara ke Port Sudan. Malaysia mengatakan 30 warga negara telah tiba di Port Sudan pada Selasa.
Filipina, dengan sekitar 700 warga di Sudan, mengatakan Selasa 50 orang melakukan perjalanan darat ke Mesir dari Khartoum.
Kudeta di Sudan ini sendiri dilakukan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) terhadap kubu penguasa di negara itu. Kudeta ini pun memicu perebutan kekuasaan dua fraksi militer utama, yang mengakibatkan gagalnya proses transisi pemerintahan sipil sejak digulingkannya pemimpin diktator Omar Al-Bashir.
(luc/luc) Next Article Perang Sudan Kian Mencekam, AS Mulai Evakuasi Warganya
