
Geger Istana Putin Diserang Drone, AS hingga China Buka Suara

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Baru-baru ini, dunia geger karena serangan pesawat tak berawak (drone) yang menyasar kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin. Sejumlah reaksi pun datang dari sejumlah negara, termasuk China.
Setelah serangan tersebut, Rusia langsung menuduh Ukraina sebagai dalang dari serangan itu. Tetapi tak lama berselang, Rusia mengungkapkan teori keterlibatan Amerika Serikat.
Di sisi lain, muncul juga dugaan bahwa serangan tersebut merupakan akal-akalan Rusia untuk menyalahkan Ukraina.
China enggan menuding salah satu pihak dan lebih memilih menyerukan deeskalasi pasca serangan tersebut.
"Posisi China dalam krisis Ukraina konsisten dan jelas. Semua pihak perlu menghindari mengambil tindakan yang dapat semakin memperburuk situasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, dikutip Russia Today, Jumat (5/5/2023).
Dia mengatakan Beijing akan "terus bekerja dengan komunitas internasional untuk memainkan peran konstruktif untuk penyelesaian politik krisis Ukraina."
Adapun, China meluncurkan peta jalan 12 poin untuk mengakhiri krisis pada Februari, dan telah menekankan bahwa perang Rusia-Ukraina hanya dapat diselesaikan melalui negosiasi.
Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa mereka terbuka untuk melanjutkan negosiasi dengan Ukraina tetapi hanya jika Kyiv mempertimbangkan "kepentingan dan kepentingan sah" Moskow.
Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby membantah segala tuduhan terhadap negaranya atas serangan drone ke kremlin.
Sebaliknya, Rusia diduga menjadi dalang dibalik serangan pesawat tak berawak di Kremlin dan menyalahkan Ukraina atas kasus tersebut.
Hal ini disampaikan oleh para analis di Institute for the Study of War (ISW). Mereka mengatakan kemungkinan Moskow melakukan serangan itu sendiri.
"Rusia kemungkinan besar melakukan serangan ini dalam upaya untuk membawa pulang perang ke audiensi domestik Rusia dan menetapkan kondisi untuk mobilisasi masyarakat yang lebih luas," kata analis, dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ International.
ISW mencatat beberapa indikator menunjukkan bahwa serangan itu dilakukan secara internal dan sengaja dilakukan.
Rusia belum lama ini mengambil langkah untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara domestiknya, sehingga sangat tidak mungkin bahwa dua drone dapat menembus beberapa lapisan pertahanan udara dan diledakkan atau ditembak jatuh tepat di atas jantung Kremlin yang kemudian tertangkap kamera dengan baik, kata ISW.
Selain itu, ISW percaya bahwa "respons langsung, koheren, dan terkoordinasi" Kremlin terhadap insiden tersebut menunjukkan bahwa serangan itu dipersiapkan secara internal sedemikian rupa sehingga efek politik yang dimaksudkan lebih besar daripada rasa malunya.
Sebelumnya, Rusia juga telah melaporkan serangkaian serangan drone terhadap transportasi dan fasilitas minyaknya, salah satunya kilang minyak Ilsky di Krasnodor Krai. Rusia juga menyalahkan Ukraina sebagai pelakunya.
(luc/luc) Next Article Kremlin Diserang, Eks Presiden Rusia: Zelensky Harus Dibunuh