
Kena Jebakan Gaji Naik Uang Ga Cukup, Inggris Serba Salah

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ekonomi Inggris terperangkap dalam "wage-price spiral". Dampaknya, gaji pegawai tak akan pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena harga yang terus naik didorong inflasi.Ìý
Gubernur Bank of England Andrew Bailey menyatakan bahwa United Kingdom, yang terdiri dari Inggris, Irlandia Utara, dan Wales, memasuki kondisi ekonomi yang serba salah.
Meski bank sentral sudah 12 kali terturut-turut menaikkan suku bunga, jelasnya, ekonomi UK tidak bisa lepas dari jebakan "spiral harga-upah".
"Sebagian kekuatan dari inflasi inti menggambarkan efek tidak langsung dari harga energi yang tinggi. Namun, juga merefleksikan efek 'second-round' karena syok eksternal berinteraksi dengan kondisi ekonomi domestik," kata Bailey, dikutip °ä±·µþ°äÌý±õ²Ô³Ù±ð°ù²Ô²¹³Ù¾±´Ç²Ô²¹±ô, RabuÌý(18/5/2023) waktu setempat.
Bailey menjelaskan, seiring dengan turunnya angka inflasi, efek second-round (lanjutan) ini tak akan hilang secepat munculnya. Beberapa dorongan inflasi yang sulit reda adalah pertumbuhan gaji dan harga.
Situasi ini menimbulkan risiko spiralÌýharga-upah. Teori ini menyatakanÌýpermintaan naik gajiÌýdari pegawaiÌýdi saat laju inflasi meningkat, bakal mendorong permintaan makin tinggi dan memaksa perusahaan untuk menaikkan harga barang untuk memenuhi permintaan pegawai.
Ujung-ujungnya, kenaikan harga mendorong pegawai meminta kenaikan gaji lagi agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Siklus ini yang mendorong 'second-round effect' di perekonomian.
Inflasi UK yang pada Maret bertahan di level 10 persen membuat ekonom kaget. Inflasi inti, yang tidak mengukur kenaikan harga pangan, energi, alkohol, dan tembakau, stabil di 5,7 persen.
Bailey menyatakan pasar tenaga kerja tidak 'melonggar' secepat prediksi bank sentral. Pasar tenaga kerja yang longgar ditandai oleh jumlah lowongan kerja mulai merosot.Ìý
Kabar baiknya, kenaikan gaji yang belum disesuaikan dengan inflasi, sesuai prediksi bank sentral. Bank sentral juga melihat tanda laju kenaikan upah mulai melambat, tetapi inflasi di sektor jasa masih tinggi.
Kecemasan atas spiral harga-upah sempat membuat Bailey melontarkan pernyataan yang dikecam publik. Pada Februari lalu, ia meminta agar perusahaan menahan diri dalam negosiasi gaji dan pegawai sebaiknya jangan meminta kenaikan gaji terlalu tinggi.
Publik Inggris menilai Bailey "tak paham" situasi yang dihadapi oleh warga UK. Penduduk Inggris, Wales, dan Irlandia Utara saat ini tengah menghadapi krisis "biaya hidup" karena gajinya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
(dem) Next Article Krisis Inggris Makin Ngeri! Ancaman 'Kiamat' Baru Mengintai