
Negosiasi Presiden & DPR Alot, AS Mau 'Bangkrut' 1 Juni!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Negosiasi kenaikan plafon utang Amerika Serikat (AS) yang dilakukan Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy masih buntu. Keduanya belum mau menyepakati permintaan masing-masing kubu.
Meskipun demikian, Biden masih melihat ada secercah harapan kesepakatan akan diperoleh dalam waktu dekat.
"Kami masih memiliki beberapa ketidaksepakatan, tetapi saya pikir kami mungkin dapat mencapai tujuan yang harus kami tuju," kata Biden, dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, Selasa (23/5/2023).
McCarthy pun 'sedikit' berbagi optimisme hati-hati Biden tersebut. Menurutnya, sangat penting untuk menemukan titik temu demi masa depan ekonomi AS.
"Saya pikir pada akhirnya, kita dapat menemukan titik temu, membuat ekonomi kita lebih kuat, mengurus utang ini. Tetapi yang lebih penting, membuat pemerintah ini bergerak lagi untuk mengekang inflasi, membuat kita tidak terlalu bergantung pada China dan membuat sistem alokasi anggaran kami bekerja," tuturnya.
Sesaat sebelum pertemuan, Menteri Keuangan Janet Yellen menegaskan kembali 1 Juni sebagai tanggal paling awal AS dapat menghadapi risiko gagal bayar utang yang serius. Surat terbaru Yellen kepada para pemimpin kongres mirip dengan surat yang dia kirim sepanjang musim semi. Namun pada Senin lalu, ada dua perbedaan kecil.
Yang pertama adalah bahwa Yellen mencirikan potensi gagal bayar utang pada awal Juni sebagai "sangat mungkin", sedangkan minggu lalu hanya "kemungkinan besar".
Dalam surat Senin, dia juga secara khusus mengecualikan perkiraan bahwa tindakan darurat yang diambil Departemen Keuangan untuk menutupi utang pemerintah dapat memperpanjang batas waktu default hingga Juni.
"Tanggal sebenarnya Departemen Keuangan melakukan tindakan luar biasa bisa jadi beberapa hari atau minggu lebih lambat dari perkiraan ini," tulis Yellen dalam suratnya kepada para pemimpin Kongres seminggu yang lalu. Namun pada Senin, optimismenya tampak telah sirna.
McCarthy mengatakan pada hari Senin bahwa dia percaya 1 Juni menjadi tenggat waktu yang 'sangat dingin'. Dia juga mengakui bahwa realitas proses legislasi mulai membebani perhitungannya.
"Saya pikir kita bisa mendapatkan kesepakatan malam ini, kita bisa mendapatkan kesepakatan besok, tetapi Anda harus menyelesaikan sesuatu minggu ini untuk dapat mengesahkannya [di DPR] dan memindahkannya ke Senat tepat waktu untuk bertemu dengan tenggat 1 Juni," katanya.
Baik Biden dan McCarthy telah mengakui bahwa salah satu poin utama dalam pembicaraan yang sulit disepakati adalah pembatasan pengeluaran pemerintah sebagai syarat menaikkan plafon utang yang saat ini senilai US$ 31,4 triliun.
"Masalah mendasar di sini adalah bahwa Demokrat, karena mereka mengambil mayoritas, kecanduan belanja," kata McCarthy.
(luc/luc) Next Article Utang AS 'Jebol'! Negeri Paman Sam Terancam Gagal Bayar
