²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Tanda-Tanda Bahaya Muncul Lagi di Wuhan, Ada Apa China?

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
30 May 2023 21:30
In this Saturday, Jan. 25, 2020 photo, an ambulance drives across a nearly empty bridge in Wuhan in central China's Hubei Province. A new viral illness being watched with a wary eye around the globe accelerated its spread in China on Sunday with 56 deaths so far, while the U.S. Consulate in the city at the epicenter announced it will evacuate its personnel and some private citizens aboard a charter flight. (Chinatopix via AP)
Foto: Sebuah ambulans melintasi jembatan di Wuhan di Provinsi Hubei, Cina. Chinatopix via AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Wuhan kembali mengalami fenomena mencemaskan. Setelah pada akhir 2019 lalu kota ini menjadi pusat awal penyebaran Covid-19, kali ini Wuhan harus dihadapkan pada krisis utang.

Biro keuangan kota mengatakan dalam pernyataan hari Jumat yang diterbitkan oleh Changjiang Daily bahwa total 259 perusahaan dan entitas berutang lebih dari 100 juta yuan (Rp 209 miliar). Otoritas setempat meminta agar perusahaan-perusahaan itu melunasi kewajibannya sesegera mungkin.

"Debitur atau penjamin termasuk perusahaan negara atau swasta, departemen pemerintah dan lembaga think tank," menurut media itu yang diwartakan juga oleh CNN International, dikutip Selasa (30/5/2023).

Biro keuangan mengatakan tidak berhasil menagih hutang dan menawarkan hadiah kepada siapa pun yang dapat memberikan informasi berguna tentang aset keuangan debitur. Debitur ini termasuk perusahaan seperti Dongfeng Wuhan Light Vehicle dan raksasa makanan asal Taiwan, Uni-President Enterprises.

Seruan publik oleh Wuhan, yang menjadi pusat pandemi Covid-19 yang dimulai pada akhir 2019, menggarisbawahi tantangan fiskal yang dihadapi pemerintah daerah China. Diketahui, kampanye nol-Covid dari Presiden Xi Jinping telah menguras anggaran banyak kota dan provinsi.

Dana miliaran dolar yang dimiliki pemerintah daerah pun habis untuk penguncian, pengujian massal, dan pusat karantina. Kemudian, tekanan industri real estat kemudian telah memperburuk masalah keuangan ini, karena pemerintah daerah sangat bergantung pada pendapatan penjualan tanah.

Analis memperkirakan utang pemerintah China yang luar biasa melampaui US$ 18 triliun tahun lalu. Dari jumlah tersebut, hampir US$ 10 triliun disebut 'utang tersembunyi' yang dimiliki pemerintah daerah.

Karena pengetatan anggaran, beberapa kota telah memangkas tunjangan medis untuk manula, yang memicu protes. Layanan vital lainnya juga ikut jatuh dalam resiko.

Pengumuman penagihan utang Wuhan datang hanya beberapa hari setelah lengan pembiayaan resmi Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, berjuang untuk mengumpulkan cukup uang untuk membayar utang mereka kepada pemegang obligasi. Yunnan adalah salah satu provinsi yang paling banyak berutang di Negeri Tirai Bambu, dengan rasio utang terhadap pendapatan fiskal mencapai lebih dari 1.000% tahun lalu.

Selain Wuhan dan Kunming, Guizhou, salah satu provinsi termiskin di China, secara terbuka mengakui kegagalan mengatur keuangannya. Bahkan, meminta bantuan Beijing untuk menghindari gagal bayar.


(sef/sef) Next Article Warga China Lupa Covid, Tumpah Rayakan Tahun Baru 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular