
China Pangkas Suku Bunga, Ada Apa?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank sentral China memangkas dua suku bunga acuan pada Selasa (20/6/2023). Keputusan ini mengikuti beberapa langkah serupa minggu lalu, di mana Beijing tengah melawan perlambatan pertumbuhan ekonomi pasca-Covid.
Mengutip AFP, Bank Rakyat China (PBoC) menyebut Suku Bunga Dasar Pinjaman (Loan Prime Rate) satu tahun, yang berfungsi sebagai patokan untuk pinjaman korporasi, diturunkan menjadi 3,55% dari 3,65%. Sementara Suku Bunga Dasar Pinjaman lima tahun, yang digunakan untuk harga hipotek, dipotong menjadi 4,2% dari 4,3%.
Ini merupakan kedua kalinya dilakukan China. Kamis pekan lalu bank sentral juga menurunkan dua suku bunga utama lainnya dan memompa miliaran ke pasar keuangan.Â
Kemarin, Goldman Sachs menjadi bank Wall Street terbaru yang menurunkan perkiraan pertumbuhan. Bank investasi itu memangkas perkiraan PDB setahun penuh untuk 2023 dari 6% menjadi 5,4% dengan turbulensi lebih lanjut di perekonomian.
Pemulihan dari langkah-langkah penguncian Covid-19 yang ketat masih mengecewakan. Data ekonomi terbaru menunjukan pelemahan, termasuk sektor properti, yang berkontribusi 15-30% terhadap PDB.
Pejabat China pada Kamis lalu menurunkan tingkat fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF), bunga pinjaman satu tahun kepada lembaga keuangan, 10 basis poin menjadi 2,65 %. PBoC juga mengatakan menawarkan 237 miliar yuan atau sekitar Rp497 triliun dana kepada bank melalui fasilitas pinjaman jangka menengah.
"Langkah ini untuk mempertahankan likuiditas yang wajar dan cukup dalam sistem perbankan," kata bank tersebut.
Sementara itu, upaya bank sentral China kontras dengan upaya di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya. Di mana mereka melakukan serangkaian kenaikan suku bunga sambil mengurangi jumlah uang beredar untuk menjinakkan inflasi.
(sef/sef) Next Article Sektor Properti 'Mati Suri', China Pangkas Suku Bunga Pinjaman