²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Putin Bakal Kerahkan Rudal Setan, Perlawanan Ukraina Sia-sia?

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
22 June 2023 07:00
Rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat. (Kantor Pers dan Informasi Kementerian Pertahanan Federasi Rusia)
Foto: Rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat. (Kantor Pers dan Informasi Kementerian Pertahanan Federasi Rusia)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sebentar lagi pihaknya akan mengerahkan rudal berkemampuan nuklir, Sarmat, untuk tugas tempur. Hal ini terjadi saat Rusia sedang bertempur dengan Ukraina, sebuah hal yang ditentang keras oleh Barat.

Dalam pidatonya Putin mengatakan peluncur Sarmat pertama akan ditempatkan dalam tugas tempur dalam waktu dekat. Ia menekankan pentingnya 'tiga serangkai' kekuatan nuklir Rusia yang dapat diluncurkan dari darat, laut, atau udara.

"Tugas terpenting di sini adalah pengembangan triad nuklir, yang merupakan jaminan utama keamanan militer Rusia dan stabilitas global," katanya dikutip Reuters, Rabu (21/6/2023).

"Sudah sekitar setengah dari unit dan formasi pasukan rudal strategis dilengkapi dengan sistem Yars terbaru, dan pasukan dilengkapi kembali dengan sistem rudal modern dengan hulu ledak hipersonik Avangard."

Sarmat, yang dijuluki 'Setan II' oleh beberapa pemimpin NATO, menggantikan sistem Voyevoda era Soviet, dan telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Bila diluncurkan, Sarmat mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir.

Ancaman Putin ini dilontarkan ketika para diplomat dari puluhan negara Barat bertemu di London hari ini untuk menggalang dana untuk membangun kembali Ukraina, tugas raksasa yang biayanya diperkirakan oleh Bank Dunia lebih dari US$ 400 miliar.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengumumkan paket baru bantuan AS di Konferensi Pemulihan Ukraina. Ia akan bergabung dengan Rishi Sunak dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di antara perwakilan internasional pada pertemuan tersebut.

Rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat. (AFP/HANDOUT)Rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat. (AFP/HANDOUT)

Sementara itu, Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, sebelumnya menyatakan bahwa perdamaian dalam perang Rusia-Ukraina tidak dapat berarti membekukan konflik dan menerima kesepakatan yang ditentukan oleh Moskow. Ia menyebut hanya Kyiv lah yang dapat menentukan kondisi yang dapat diterima.

Hal ini mendapat sorotan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov. Menurutnya, ini merupakan simbol bahwa NATO, yang terus menyokong Ukraina dengan senjata, ingin berperang melawan Rusia. Ia mengaku Moskow selalu siaga dan siap bila ingin berperang.

"Baiklah, biarkan mereka bertarung, kami siap untuk ini, kami telah lama memahami tujuan NATO dalam situasi di sekitar Ukraina, yang telah terbentuk selama bertahun-tahun," katanya pada Russia Today.

Namun, hal ini bukanlah berarti Rusia ingin untuk berperang. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pihak Moskow sangatlah terbuka dengan dialog, mencontohkan apa yang terjadi antara Putin dengan pemimpin Afrika pekan lalu.

"Putin terbuka untuk dialog, ia terbuka untuk kontak. Percakapan yang sangat, sangat produktif terjadi pada hari Sabtu dengan delegasi Afrika, dan dialog ini akan berlanjut," tutur Peskov dikutip TASS.


(luc/luc) Next Article Rusia Ngamuk, Putin Kerahkan 'Setan' Pembawa Nuklir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular