
Freeport Bakal Bangun Pabrik Tembaga Baru di Papua

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara perihal rencana PT Freeport Indonesia yang akan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga baru di Papua.
Menurut Arifin, pada intinya pembangunan proyek smelter PTFI ditujukan untuk menampung dan mengolah hasil produksi konsentrat tembaga yang ada.
Artinya, apabila terdapat penambahan produksi konsentrat tembaga di tambang Freeport, maka perusahaan harus membangun kembali proyek smelter di Papua.
"Sekarang kalau ada izin untuk menambang itu kan berarti ada enggak tambahan produksi daripada konsentrat. Nah kalau ada tambahan itu berarti harus di proses di Fakfak Papua, mereka harus bangun smelter, Freeport menyanggupi. Sekarang harus dilakukan eksplorasi untuk memastikan cadangan bijih itu," ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/6/2023).
Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah menyatakan wacana pembangunan smelter baru di wilayah Papua. Rencana ini buntut dari protes masyarakat Papua dan Papua Barat mengenai pembangunan smelter PT Freeport Indonesia yang dibangun di Gresik, Jawa Timur.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan sudah berkomunikasi intens dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai keinginan masyarakat Papua memiliki smelter di sana.
"Kami sekarang sudah merumuskan langkah komprehensif dengan pihak Freeport dan Kementerian BUMN," jelas Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (27/10/2021).
Langkah yang akan diambil pemerintah, lanjut Bahlil, adalah meningkatkan kapasitas produksi tembaga Freeport dari tambang Grasberg di Papua dari 3 juta ton per tahun menjadi 3,8 juta ton per tahun. Sehingga kebutuhan membangun smelter baru di tanah Papua.
Bahlil menjelaskan, dari hasil produksi tambang Freeport saat ini yang sebesar 3 juta ton per tahun, sebanyak 1,3 juta ton diproses pada smelter eksisting di Gresik, lalu 1,7 juta ton nanti akan diproses di smelter baru yang dibangun di Gresik. Dengan peningkatan kapasitas produksi, maka ada jatah tembaga yang bisa diolah di smelter baru Papua.
"Kami tingkatkan kapasitas produksi tembaga menjadi 3,8 juta lebih, nanti lebihnya itu direncanakan akan bangun smelter di Papua ini apa yang kita programkan. Jadi nanti Insya Allah doakan secepat mungkin kapasitas produksi bisa naik menjadi 3,8 juta-4 juta ton. Sisanya akan dibangun untuk smelter di Papua," katanya.
Bahlil mengatakan, dia terus memperjuangkan pembangunan smelter di Papua. Namun dia berpesan kebijakan ini juga didukung dengan baik, dan tidak dihambat.
(pgr/pgr) Next Article Fantastis! Freeport Kontribusi Rp54,15 T Untuk RI Tahun 2022
