²©²ÊÍøÕ¾

Mantap! Tambak Udang Raksasa Kebumen Panen Puluhan Ton/Ha

Martyasari Rizky, ²©²ÊÍøÕ¾
26 June 2023 10:17
Presiden Joko Widodo meresmikan Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ini adalah tambak udang modern pertama sekaligus terbesar di Indonesia. (Dok: KKP)
Foto: Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ini adalah tambak udang modern pertama sekaligus terbesar di Indonesia. (Dok: KKP)

Kebumen, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tambak budidaya udang berbasis kawasan (BUBK) milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kebumen, Jawa Tengah, dipanen hari ini. Ini setelah BUBK diresmikan awal Maret 2023 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).



Adapun untuk panen total hari ini, Senin (26/6/2023), akan dilakukan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Sebagai informasi, BUBK Kebumen merupakan tambak udang modern terbesar di Indonesia dengan luasan lahan potensial mencapai 100 hektare.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu mengungkapkan, kegiatan budidaya di BUBK Kebumen seluruhnya menggunakan teknologi intensif dengan produktivitas mencapai 40 ton per hektare per siklus.

Pria yang akrab disapa Tebe menjelaskan awal mula atau historis di balik KKP melakukan pembudidayaan udang di BUBK Kebumen sebagai tambak modern terbesar di Indonesia.

"Kami (KKP) ini mendapat mandat Pokja Udang Nasional, kita diminta meningkatkan ekspor khususnya udang. Angka muncullah 250% (peningkatannya). Angka itu kita coba hitung ternyata kalau dikonversikan ke jumlah kuantitas, ini jumlahnya 2 juta ton sampai pada tahun 2024," ungkap Tebe saat Media Briefing di BUBK Kebumen, Minggu (25/6/2023).

Sedangkan, lanjut Tebe, produksi udang Indonesia sebelumnya hanya 800 ribu ton.

"Anda bisa bayangkan untuk mencapai 2 juta ton itu luar biasa, hitung-hitungan matematika ini hampir pasti kelihatannya agak sulit. Kenapa agak sulit? Dari 3.501 hektare tambak udang di Indonesia angka ini selalu dinamis karena tambaknya kadang-kadang sudah bergeser fungsi, seperti sudah menjadi bangun dan lain seterusnya," lanjutnya.

Tebe mengungkapkan, dari 3.501 tambak udang di Indonesia, 247.803 atau 82% nya adalah tambak tradisional. Sisanya 15% semi intensif, dan 3% itu yang intensif.

"Sekarang kalau kita diminta 2 juta ton hanya dengan mengandalkan yang intensif sama semi intensif sampai lebaran kuda juga gak akan selesai. Karena yang 82% nya ini tambak tradisional, dan produktivitas tambaknya hanya 0,6 ton per hektare ton per tahun. Kalau 1 tahun panen 2 kali, berarti kebayang 1 siklusnya cuman 300kg. Jauh, jauh sekali," ujarnya.

Tambak dengan teknologi intensif memiliki ciri diantaranya padat tebar tinggi, memiliki sistem pengairan yang baik menggunakan perangkat seperti kincir dan blower, hingga susunan petak tambak dibangun teratur menggunakan terpal berkualitas tinggi.

"Ini yang menjadi persoalan kita. Tapi karena ini sudah dimandatkan kepada KKP maka kami berusaha semaksimal mungkin," imbuh Tebe.

Untuk itu, KKP melakukan tiga strategi untuk dapat meningkatkan produktivitas udang. Diantaranya dengan evaluasi, revitalisasi, dan modeling.

"Caranya ada 3 strategi, kita melakukan evaluasi. Kemudian ada dua pendekatan teknis yaitu dengan revitalisasi dan modeling. Revitalisasi adalah yang tadi tradisional itu kita berikan bantuan," jelasnya.

Sementara untuk strategi modeling, hal itu bermula dari para pembudidaya udang yang belum end-to-end dalam memproduksinya. Oleh sebabnya, KKP dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) membuat percontohan atau modeling tambak udang modern di BUBK Kebumen.

"Dan yang modeling, menurut kami selama ini pembudidaya sudah bagus tapi belum end to end, banyak tambak udang yang kemudian hit and run, habis panen 3-4 tahun selesai terus tambaknya makrak. Karena tidak pernah menggunakan kaidah-kaidah budidaya mulai dari awal hingga akhir. Kami akhirnya kombinasikan dengan modeling. Modeling ini harapannya bisa kita tunjukan ke pihak stakeholders, 'ini loh pemerintah kasih contoh'. Contoh ini kemudian kita bikin model yang kecil di luasan tanah 100 hektare (BUBK Kebumen)," jelasnya.

BUBK Kebumen menjadi percontohan tambak udang modern berbasis kawasan yang mengedepankan keseimbangan ekologi. Saat ini terdapat 149 petak tambak dengan ukuran 1.600 m2 per petaknya.

Tambak modern ini dilengkapi sejumlah infrastruktur utama di antaranya water intake, tandon, petak pemeliharaan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), laboratorium uji kualitas air dan kesehatan ikan, gedung kantor, gudang pakan, gudang sarana produksi, mess operator hingga bangunan pasca panen.

"Fasilitas intake, outlet, tanton, hingga IPAL itu untuk memastikan air yang kita ambil dari laut dan yang kita keluarkan lagi ke laut, kualitasnya tetap baik. Di IPAL misalnya ada berbagai treatment, mulai dari pengendapan, oksigenisasi supaya kembali normal, PH-nya normal, dan secara fisika juga kembali normal sehingga pada saat dilepas sama seperti sedia kala dan tidak merusak lingkungan," ungkapnya.

Selain penggunaan teknologi modern yang ramah lingkungan, kegiatan budidaya di BUBK Kebumen menerapkan prinsip cara budidaya ikan yang baik (CBIB). Benih yang ditebar merupakan benih unggul hasil produksi UPT KKP, begitu juga dengan pakannya.

Penggunaan obat dan vitamin untuk meningkatkan kesehatan udang pun sesuai dengan rekomendasi regulasi yang berlaku. Di samping itu, seluruh pekerja di lapangan menggunakan pakaian dan peralatan pendukung sesuai prosedur dan tidak memperkerjakan anak di bawah umur.

Tebe berharap, keberhasilan BUBK Kebumen menjadi trigger geliat budidaya udang modern yang ramah lingkungan di Indonesia. Kegiatan budidaya di BUBK Kebumen dapat diduplikasi oleh pelaku usaha budidaya maupun pemerintah daerah.

"Best practices sudah bisa kita capai (hasil panen 40 ton per hektare per siklus). Kita bisa menunjukkan kepada publik, kepada stakeholder ternyata budidaya di samping mendapat keuntungan ekonomi, kita juga peduli terhadap lingkungan dan itu bisa kita lakukan," pungkasnya.

Sementara itu PJ. Operasional BUBK Kebumen I Gde Budha Aduana Yasa menambahkan, kegiatan budidaya sudah berlangsung hampir 120 hari. Dalam prosesnya telah dilakukan dua kali panen parsial pada hari ke-80 dan hari ke-100 dengan produktivitas masing-masing 14,5 ton dan 20 ton.


(miq/miq) Next Article Hubungan AS dan RI Tegang Gara-gara Udang, Ini Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular