
Terungkap! Wagner Group Terima Duit Segini dari Putin

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kelompok paramiliter Rusia, Wagner Group, dilaporkan menerima uang yang besar dari Kremlin untuk perang sebelum memberontak. Hal ini diungkapkan Pembawa acara TV Rusia, Dmitriy Kiselev.
Dalam keterangannya, Kiselev menyebut Kremlin telah menghabiskan 858 miliar rubel atau setara Rp 144 triliun untuk mendanai kelompok tentara bayaran Wagner, yang dipimpin Yevgeny Prigozhin.
"Tambahan 845 miliar rubel pada kontrak dengan perusahaan lain yang dijalankan oleh Concord Group milik Prigozhin, menjadikan totalnya hampir US$ 20 miliar (Rp 288 triliun) meskipun angka sebenarnya lebih kecil mengingat jatuhnya rubel sejak invasi besar-besaran ke Ukraina," lapor Kyiv Independent, Rabu (5/7/2023).
Sementara itu, media Inggris The Guardian mengatakan Presiden Vladimir Putin mengeklaim bahwa Rusia membayar Wagner sekitar US$ 1 miliar (Rp 14 triliun) dari 22 Mei hingga 23 Mei.
Prigozhin dijuluki 'Koki Putin' karena ia memulai karirnya untuk mendekati Kremlin dengan menjadi pemilik restoran dan katering. Wagner, yang dimilikinya, pertama kali muncul pada 2014 saat Rusia mengambil Semenanjung Krimea dari Ukraina.
Dalam perang Rusia-Ukraina, Wagner merupakan salah satu kubu pendukung Moskow yang menonjol dalam operasi Kremlin untuk menguasai Ukraina Timur. Salah satu kota di wilayah ini, Bakhmut, diketahui telah menjadi pusat pertempuran paling sengit antara Wagner dan Kyiv selama berbulan-bulan.
Wagner kemudian memberontak pada 24 Juni lalu. Ini disebabkan oleh ketidakpercayaan kelompok itu pada rezim pertahanan Rusia yang dipimpin Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum, Valery Gerasimov. Kedua figur itu dirasa tak mampu menyokong pasukannya dengan logistik yang cukup selama perang di Ukraina.
Dalam aksinya, Wagner mengambil alih pusat komando Selatan militer Rusia di kota Rostov-on-don. Mereka kemudian bergerak menuju Moskow dan menguasai wilayah hingga kota Voronezh, yang merupakan pertengahan jalan antara Moskow dan Rostov-on-don.
Namun, pemberontakan bersenjata tiba-tiba dibatalkan sehari setelahnya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tuntutan pidana terhadap Prigozhin dibatalkan setelah pasukannya mundur. Setelah itu, ia bergerak menuju Belarus untuk bernegosiasi dengan pemimpin negara itu yang juga sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexander Lukashenko.
Saat ini, ia dan pasukannya diyakini telah berada di Belarusia dan mendapatkan jaminan keamanan dari Lukashenko. Namun, beberapa pihak meragukan hal ini, dengan fakta bahwa Lukashenko merupakan sekutu dekat Putin.
Franak Viacorka, kepala penasihat politik pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan Sviatlana Tsikhanouskay, mengatakan kepada Newsweek bahwa setiap pasukan Wagner yang menetap di Belarusia akan terjebak di antara Kremlin yang penuh dendam.
"Kami tidak melihat Prigozhin akan bertahan lama. Tidak aman di Belarusia," kata Viacorka dalam sebuah wawancara.
"Belarusia berada di bawah kendali Putin, dan jika Putin memerintahkan pembunuhan Prigozhin...itu akan terjadi. Belarus bukanlah tempat yang aman, dan rakyat Belarus juga tidak akan menjadikannya tempat yang aman bagi Prigozhin."
Hal serupa juga disampaikan Kepala intelijen pertahanan Ukraina, Mayor Jenderal Kyrylo Budanov. Ia mengatakan Kyiv mengetahui rencana pemberontakan dan plot yang sedang berlangsung oleh badan intelijen Rusia FSB untuk membunuhnya.
"Kita tahu bahwa tugas membunuh Prigozhin ditugaskan ke FSB. Akankah mereka berhasil? Waktu akan berbicara. Bagaimanapun, semua upaya pembunuhan potensial tidak akan cepat," pungkasnya.
(luc/luc) Next Article Panas! Muncul Isu Putin Mau Dikudeta, Siapa Dalangnya?
