
PLTU Makin Tergusur, 51,6% Listrik RI Bakal dari Energi Hijau

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa perusahaan mencanangkan target penambahan pembangkit yang berdasar pada energi baru terbarukan (EBT) yang memiliki total kapasitas hingga 21 Giga Watt (GW) atau sebanyak 51,6% penambahan pembangkit EBT. Hal itu akan tertuang dalam Rencana Usaha Peenyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN terbarunya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang dalam upaya menurunkan emisi karbon di sektor kelistrikan salah satunya dengan cara menambahkan pembangkit yang menggunakan EBT mencapai 51,6% atau dengan total kapasitas 21 GW.
"Proses ini kami rancang RUPTL yang paling hijau dalam sejarah PLN dan Indonesia yaitu 21 GW penambahan pembangkit EBT atau 51,6% penambahan pembangkit dari EBT," kata Dirut PLN Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirut PLN, Rabu (5/7/2023).
Dia mengatakan bahwa permintaan dari listrik yang berasal dari EBT pun menunjukkan kenaikan konsumsi. Dengan begitu, pihaknya akan melakukan digitalisasi pembangkit, smart center dari transmisi hingga smart metter milik PLN.
"Demand saat ini fluktuasi ada pada pasokan dengan masuknya pembangkit intermiten solar, pembangkit intermiten wind, yang bergantung alam, radiasi matahari atau kecepatan angin. Kami lakukan digitalisasi pembangkit, smart center dari transmisi sampai smart metter-nya," ungkap Darmawan.
Dalam menekan emisi karbon di dalam negeri dari sektor kelistrikan, Darmawan menyebutkan bahwa pihaknya mendorong perdagangan karbon yang mana hal tersebut dilakukan pada 26 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara secara internal.
"Kami lakukan self impose carbon trading di internal 26 PLTU yang dimiliki PLN," tambahnya.
(pgr/pgr) Next Article Suntik Mati PLTU Pelabuhan Ratu Ditangan Pemerintah!