²©²ÊÍøÕ¾

Economic Update 2023

Pekerja RI 'Laris Manis', Sayang Kurang Jago Bahasa Asing

Eqqi Syahputra, ²©²ÊÍøÕ¾
12 July 2023 08:57
Sekretaris Jendral Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi dalam Economic Update yang berlangsung pada Rabu, (12/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Foto: Sekretaris Jendral Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi dalam Economic Update yang berlangsung pada Rabu, (12/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah mengklaim permintaan tenaga kerja asal Indonesia tinggi untuk penempatan di luar negeri. Menurut Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Answar Sanusi, salah satu daya tarik tenaga kerja RI adalah terkenal ulet.

Sanusi menuturkan, penempatan tenaga kerja RI di luar negeri adalah salah satu program prioritas Kemnaker. Selain program pelatihan, termasuk pemagangan. Sampai akhir tahun 2023, Kemnaker menargetkan bisa memfasilitasi penempatan 200.000 tenaga kerja asal Indonesia ke luar negeri.

"Dari berbagai komunikasi kita lakukan dengan Kementerian-kementerian Ketenagakerjaan di negara penempatan, mereka memiliki semacam persepsi sangat baik. Terutama bagi tenaga kerja dari Indonesia," kata Sanusi dalam Economic Update ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (12/7/2023).

Sekretaris Jendral Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi dalam Economic Update yang berlangsung pada Rabu, (12/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)Foto: Sekretaris Jendral Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi dalam Economic Update yang berlangsung pada Rabu, (12/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Sekretaris Jendral Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi dalam Economic Update yang berlangsung pada Rabu, (12/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

"Mereka biasanya adalah pekerja yang sangat ulet rajin dan patuh norma-norma ketenagakerjaan di sana. Dan mudah beradaptasi dengan lingkungan, sehingga permintaan cukup tinggi," tambahnya.

Hanya saja, Sanusi mengakui, masih ada kendala yang membatasi tenaga kerja asal Indonesia. Yaitu, terkendala keterampilan bahasa asing.

"Namun demikian, kebetulan negara yang penempatannya, demand cukup tinggi, memang syaratkan bahasa asing. Bukan bahasa Inggris, tapi seperti (bahasa) Jepang, Taiwan, dan Korea. Ini yang menjadi prioritas kita selain kompetensi teknis kita dorong ke kompetensi bahasa, sehingga bisa mengisi pasar luar negeri ," pungkas Sanusi.


(dce/dce) Next Article Kemnaker Ungkap Strategi Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular