²©²ÊÍøÕ¾

Economic Update 2023

Ternyata Ini Biang Kerok Orang 'Malas' Naik Angkot-Bus

Ferry Sandi, ²©²ÊÍøÕ¾
13 July 2023 17:35
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno dalam Economic Update yang berlangsung pada Kamis, (13/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Foto: Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno dalam Economic Update yang berlangsung pada Kamis, (13/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugianto mengungkapkan, komitmen dan konsistensi jadi kunci untuk membangun sistem transportasi publik yang mumpuni di Indonesia. Di sisi lain, kata Hendro, perbaikan sistem transportasi publik akan meningkatkan minat masyarakat beralih dari kendaraan pribadi. Termasuk perbaikan kepastian waktu layanan transportasi.

"Kami sedang membangun BRT (Bus Rapid Transit/ di luar Jakarta. Tahun ini kami bangun di Medan dan Bandung, infrastruktur dan penyediaan busnya. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) bagus dan sudah berjalan. Kita sama-sama merencanakan pembangunan transportasi publik, harus konsisten dan komitmen," katanya dalam Economic Update ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (13/7/2023).

Pembangunan BRT yang menggunakan jalur khusus, jelas Hendro akan jadi awal perbaikan sistem transportasi publik.

"Yang kami mulai bangun, BRT di Medan dan Bandung. Diharapkan dengan jalur khusus, transportasi publik tidak akan terganggu oleh aktivitas lalu lintas lainnya. Dengan begitu, headway (interval antarkeberangkatan/ waktu tunggu) tidak terganggu," katanya.

"Kalau headway terganggu dan tidak pasti, masyarakat akan enggan menggunakan karena tidak ada kepastian, kapan berangkat," ujar Hendro.

Yang terjadi saat ini, imbuh dia, jalur bagi angkutan publik, seperti Transjakarta, campur dengan jalur kendaraan pribadi dan kendaraan lainnya.

"Untuk itu kebijakannya jalur khusus yang diperuntukkan bagi transportasi publik. Dengan begitu, headway jadi teratur," katanya.

"Kenyamanan dan kepastian waktu sangat berpengaruh bagi masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi publik. Sarana dibangun bagus, akses mudah, waktu tepat, nyaman, dengan sendirinya masyarakat akan pindah. Kalau tidak, akan enggan," cetusnya.

Hanya saja ketika ditanya peluang menerapkan jalur khusus bagi angkutan publik di wilayah Jakarta, Hendro kembali menyebut soal pentingnya konsistensi dan komitmen.

"Bisa atau tidak, pasti bisa asal ada kemauan dan komitmen. Kalau ada resistensi itu hal biasa. Setiap kebijakan akan ada yang diuntungkan ada yang dirugikan. Tapi kita kan bicara kepentingan lebih luas," katanya.

"Kalau jalur khusus diharuskan lalu mendapat sesuatu yang baik, mendorong masyarakat pindah ke transportasi publik, kenapa tidak?," ujar Hendro.

Butuh Komitmen

Di sisi lain, Hendro menuturkan, komitmen dan konsistensi jadi kunci untuk membangun sistem transportasi publik yang mumpuni di Indonesia.

Dia menambahkan, perbaikan sistem transportasi publik akan meningkatkan minat masyarakat beralih dari kendaraan pribadi. Termasuk perbaikan kepastian waktu layanan transportasi.

Hendro mengatakan, salah satu pemicu padatnya lalu lintas hingga memicu kemacetan adalah peningkatan jumlah kendaraan. Sebagai dampak meningkatnya daya beli masyarakat sehingga bisa membeli kendaraan.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno dalam Economic Update yang berlangsung pada Kamis, (13/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)Foto: Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno dalam Economic Update yang berlangsung pada Kamis, (13/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno dalam Economic Update yang berlangsung pada Kamis, (13/7/2023). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

Selain itu, lanjutnya, tata ruang. Di mana, kata dia, seharusnya yang terjadi adalah pembangunan sistem transportasi publik baru diikuti pemukiman dan sentra-sentra perekonomian.

"Idealnya, pembangunan sistem transportasi publik itu memang oleh Pemda dengan roadmap 10-25 tahun ke depan. Road map itu harus dijalankan dengan komitmen dan konsisten. Kalau pun ada perubahan, hanya perubahan kecil. Konsistensi itu penting," tukasnya.

"Di Jakarta, angkutan publik sudah dibangun dengan baik tapi akses-akses ke arah transportasi publik itu belum ada feeder. Jadi tata ruang ini memang harus diatur dengan konsisten dan baik. Jangan dibalik, membangun dulu pusat ekonomi dan sentra kehidupan masyarakat baru transportasi publiknya di belakang," pungkas Hendro


(dce/dce) Next Article Now! Luhut Blak-Blakan Soal Nasib Hilirisasi RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular