
Gawat! Ini Bukti Baru Ekonomi China Menuju 'Lubang Nestapa'

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kinerja perdagangan China kembali merosot tajam pada Juli 2023. Hal ini disebabkan lemahnya permintaan global, yang mengancam pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Data Bea Cukai China pada Selasa (8/8/2023) menunjukkan impor turun 12,4% pada Juli secara tahunan, jauh di bawah ekspektasi sebelumnya dengan penurunan sebesar 5%. Setali tiga uang, ekspor terkontraksi 14,5%, juga di bawah ekspektasi sebesar 12,5%.
Laju penurunan ekspor ini adalah yang terbesar sejak awal pandemi pada 2020. Penurunan impor juga menjadi yang terdalam sejak Januari tahun ini.
Secara rinci, aktivitas konstruksi, manufaktur dan jasa, investasi asing langsung, dan keuntungan industri di China seluruhnya melemah. Laju ini memberikan sinyal terkait adanya resesi.
"Sebagian besar ukuran pesanan ekspor menunjukkan penurunan permintaan luar negeri yang jauh lebih besar daripada yang sejauh ini tercermin dalam data bea cukai," kata Julian Evans-Pritchard, kepala ekonomi China di Capital Economics, kepada Reuters.
"Dan prospek jangka pendek untuk belanja konsumen di negara maju tetap menantang, dengan banyak yang masih menghadapi risiko resesi akhir tahun ini, meski ringan."
Perekonomian China tumbuh dengan kecepatan lambat pada kuartal kedua karena permintaan melemah di dalam dan luar negeri. Nilai ekspor China turun 5% secara thaunan pada semester pertama tahun ini.
Pengiriman minyak mentah ke China naik 17% pada Juli dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi turun 18,8% dari bulan sebelumnya ke tingkat harian terendah sejak Januari.
Ekspor ke Amerika Serikat, tujuan utama barang-barang China, anjlok 23,1% secara tahunan. Pengiriman ke Uni Eropa juga turun 20,6% di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik pasca rencana embargo teknologi chip.
Ekspor Korea Selatan ke China, indikator utama permintaan China untuk barang global, turun 25,1% pada Juli dari tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan paling tajam dalam tiga bulan.
Beijing sedang mencari cara untuk meningkatkan konsumsi domestik tanpa terlalu banyak melonggarkan kebijakan moneter agar tidak memicu arus keluar modal yang besar. Perencana negara minggu lalu mengatakan stimulus akan datang, tetapi sejauh ini investor belum puas dengan proposal yang terbatas untuk memperluas konsumsi di sektor otomotif, real estate dan jasa itu.
(luc/luc) Next Article Ekonomi China Terguncang! Lampu Kuning Baru buat Xi Jinping
