
Putin Darurat! Rubel Anjlok, Rusia Naikkan Suku Bunga 12%

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya sebesar 350 basis poin (bps) menjadi 12%, Selasa. Langkah ini dilakukan sebagai tindakan darurat untuk menghentikan pelemahan rubel.
Perlu diketahui, rubel telah melampaui 100 per dolar AS, level terendah dalam 17 bulan, melewati ambang penting psikologis. Senin, mata uang ini mendekati 102 per dolar AS.
Kenaikan suku bunga juga dilakukan bank sentral setelah adanya seruan dari pemerintah Presiden Vladimir Putin untuk kebijakan moneter yang lebih ketat. Penasihat ekonomi Putin, Maxim Oreshkin, telah menyalahkan jatuhnya mata uang dan percepatan inflasi pada kebijakan moneter yang lunak.
"Tekanan inflasi meningkat," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ International, Rabu (16/8/2023).
"Keputusan itu ditujukan untuk membatasi risiko stabilitas harga," ujarnya lagi.
Bank sentral terakhir melakukan kenaikan suku bunga darurat pada akhir Februari 2022. Kala itu suku bunga naik menjadi 20%.
Sebelumnya, rubel Rusia terjun tak lama setelah bank sentral mengumumkan kenaikan suku bunga darurat 350 basis poin. Sebenarnya kemarin, rubel sempat menguat namun turun 0,2% menjadi menetap di sekitar 97,82 pada pukul 11:15 waktu Moskow.
"Kenaikan suku bunga hanya akan memperlambat (daya beli) untuk sementara," tulis Ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics, Liam Peach dikutip dari CNN International.
"Depresiasi rubel adalah konsekuensi dari banyak faktor yang bergerak melawan Rusia," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan penurunan rubel mencerminkan fakta bahwa sanksi bekerja. Hukuman barat hingga perang telah menyebabkan ekonomi Rusia terkuras.
"Antara lain anjloknya harga energi dan pendapatan ekspor, serta sulitnya menarik modal asing karena sanksi," ucapnya.
(sef/sef) Next Article Bukan Dolar, Tetangga RI Nyaman Beli Minyak Rusia Pakai Yuan
