²©²ÊÍøÕ¾

Heboh Polusi Udara Jakarta, Obat Batuk dan Masker Laku Keras?

Martyasari Rizky, ²©²ÊÍøÕ¾
21 August 2023 19:20
Suasana gedung bertingkat tertutup kabut polusi udara di Jakarta, Selasa (8/8/2023). Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga menggunakan masker untuk mengantisipasi polusi udara di Ibu Kota akibat polusi udara Jakarta dinilai sangat buruk.  (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kualitas udara yang buruk di DKI Jakarta menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir ini. Sejumlah warga mengeluh pekatnya polusi menyebabkan saluran nafas mereka terganggu. Lantas, apakah penjualan obat batuk hingga masker mengalami kenaikan?

Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon mengungkapkan, sampai dengan saat ini pembelian obat-obatan, terutama obat batuk atau terkait dengan ISPA, tabung oksigen hingga masker belum ada peningkatan yang sangat signifikan.

"Terkait polusi udara di DKI Jakarta untuk sampai saat ini lonjakan dari masyarakat untuk pembelian obat-obatan, terutama obat batuk atau terkait dengan ISPA, ataupun tabung oksigen, hingga masker belum ada peningkatan yang sangat signifikan. Jadi sampai saat ini di Pasar Pramuka belum ada peningkatan," kata Yoyon kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (21/8/2023).

Adapun terkait penjualan masker sendiri, kata Yoyon, tidak terlihat peningkatan yang signifikan karena sampai dengan saat ini warga DKI Jakarta masih terbiasa dalam menggunakan masker.

"Untuk masker sendiri, mungkin sudah jadi kebiasaan dari warga Jakarta menggunakan masker. Jadi untuk penjualan masker pun belum ada peningkatan sama sekali," ungkapnya.

Meski demikian, Yoyon tetap menghimbau kepada seluruh warga Jabodetabek yang terdampak dengan polusi udara untuk kembali menggunakan masker.

Selain itu, Yoyon juga mengimbau kepada anggota Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, terutama Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk menyediakan obat-obatan yang terkait dengan ISPA ataupun tabung-tabung oksigen, sebagai antisipasi dengan melihat dari pengalaman sebelumnya pada saat kasus Covid-19 meningkat tajam dan terjadi kelangkaan, sehingga harga menjadi melonjak.

"Karena kami juga pengalaman dari kasus Covid-19 kemarin, terjadi kelangkaan dan tiba tiba harga melonjak," ujarnya.

Dia juga menghimbau para pedagang untuk tidak coba-coba menaikkan harga dari harga eceran tertinggi (HET) seperti yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah.

"Kami juga menghimbau ke para pedagang kami untuk jangan coba-coba menaikkan harga dari harga yang sudah terpampang, HET. Karena segala sesuatu nya akan berhadapan dengan hukum," tuturnya.

Lebih lanjut, Yoyon menekankan bahwa sampai dengan saat ini di Pasar Pramuka sendiri belum ada lonjakan permintaan terhadap obat batuk, ISPA, tabung oksigen, hingga masker, sejalan dengan memburuknya polusi udara di DKI Jakarta.

"Jadi kami sampai dengan saat ini memang di Pasar Pramuka belum ada lonjakan," pungkasnya.


(dce) Next Article Protes Mahfud: Laut Kita Berlimbah, Udara Kita Meracuni Paru-Paru!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular