²©²ÊÍøÕ¾

SKK Migas Bantah Cadangan Blok Migas Sakakemang Mini

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
13 September 2023 16:44
Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)
Foto: Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meyakini Blok Sakakemang masih mempunyai potensi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Hal tersebut menyusul kabar jumlah cadangan di blok itu yang diperkirakan hanya sekitar 0,4 triliun kaki kubik (TCF).

Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf pun membantah bahwa cadangan di Blok Sakakemang jumlahnya kecil. Pasalnya, masih ada potensi yang dapat digali untuk mengetahui besaran cadangan di blok tersebut.

Oleh sebab itu, ia pun mendorong agar Repsol selaku operator dapat melakukan kegiatan eksplorasi dan penambahan sumur baru di blok tersebut.

"Kecil itu kan yang baru mau dimonetisasi, nanti kan bertahap, jadi bukan cadangannya mengecil tapi kita butuh sumur yang lebih banyak untuk tahu cadangannya, artinya masih ada potensi," ungkap Nanang ditemui usai Press Conference International Convention of Indonesia Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, Rabu (13/9/2023).

Bahkan, saat ini SKK Migas juga bakal menambahkan fasilitas CCUS ke dalam rencana pengembangan (POD) Blok Sakakemang. Sama halnya seperti yang ada di proyek Tangguh dan Blok Masela.

"Yang jelas ada dua, gede-gede nih, BP dan Masela. Tapi Repsol untuk yang di Sakakemang juga sudah memasukkan," katanya.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya juga memastikan bahwa proses pengembangan Blok Sakakemang yang berada di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan masih akan tetap berjalan. Sekalipun cadangan gasnya tidak sebesar seperti apa yang disampaikan waktu awal penemuan.

Menurut Dwi selain mengevaluasi cadangan yang ada, Repsol juga memasukkan fasilitas CCUS di dalam revisi POD tersebut.

"Mereka juga mengharapkan carbon capture CCUS-nya, jadi kita sedang pelajari revisi POD mereka, sejauh ini Repsol masih terus berminat meskipun di situ ada Petronas juga tentu saja mereka tetap berminat dengan Sakakemang," kata Dwi ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin malam (15/5/2023).

Di samping itu, Dwi mengatakan dengan penetapan harga gas industri maksimal US$ 6 per juta British Thermal Unit pengembangan Blok Sakakemang juga masih ekonomis.

"Memungkinkan ke dalam negeri 6 dolar, keluar negeri Singapura kan, marketnya juga akan kita mix supaya keekonomiannya terkejar, kalau tidak, gak terkejar gak bisa produksi," katanya.

Untuk diketahui, konsorsium Repsol, Petronas, dan Mitsui Oil Exploration pada 2019 silam mengumumkan adanya temuan cadangan gas "jumbo" di Blok Sakakemang. Repsol mulanya memperkirakan cadangan gas di blok ini bisa mencapai hingga 2 triliun kaki kubik (TCF) dari sumur Kaliberau Dalam 2x (KBD-2X) dengan kedalaman 2.430 meter, yang ditajak pada 20 Agustus 2018.

Nantinya gas produksi Blok Sakakemang akan diintegrasikan dengan fasilitas produksi di Blok Corridor. Wilayah kerja Sakakemang memang berdekatan dengan wilayah Corridor.

Pemerintah Indonesia pun telah memberikan persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/ PoD) Pertama Lapangan Kaliberau di Blok Sakakemang ini pada akhir 2020 lalu. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan lapangan tersebut ditaksir mencapai US$ 359 juta atau Rp 5,06 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$).

POD I Lapangan Kaliberau disetujui dalam rangka untuk memproduksikan cadangan gas sebesar 445,10 miliar standar kaki kubik (BSCF) (gross) hingga batas akhir keekonomian proyek (economic limit) pada 2038 atau 287,70 BSCF penjualan gas dengan laju produksi gas puncak sebesar 85 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan kumulatif produksi kondensat sebesar 0,17 MMSTB dengan laju produksi puncak sebesar 34 barel kondensat per hari (barrels condensate per day/BCPD).


(pgr/pgr) Next Article Realisasi Lifting Gas Q1 2023 Belum Capai Target, Simak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular