
2030 RI Jadi Eksportir Mobil Listrik!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah semakin getol menggenjot ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia. Hal tersebut menyusul upaya pemerintah dalam menekan emisi dari sektor transportasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan pada 2030 mendatang, Indonesia ditargetkan dapat memproduksi mobil listrik dan mengekspornya ke luar negeri.
"Kita ingin sekali di 2030 kita sudah menjadi satu produsen untuk rakyatnya dan juga eksportir. Dua hari lalu saya mengapresiasi merek tertentu yang sudah melakukan ekspor ke Malaysia dalam jumlah tertentu dan itu langkah kecil," ungkapnya dalam acara Seminar Nasional IKAXA 2023, Kamis (14/9/2023).
Budi pun mendorong agar sektor transportasi dapat berkontribusi dalam proses penurunan emisi karbon di Indonesia. Mengingat, sektor ini disebut-sebut menyumbang sekitar 50% dari total emisi.
"Ya memang saya prihatin bahwa transportasi berkontribusi lebih dari 50%-an yang namanya motor itu lebih dari 50%, dari 50%-nya tranportasi," kata Budi.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah sebelumnya mengatakan bahwa motor listrik diproyeksikan bakal mencapai 13 juta unit pada 2030. Sementara itu untuk mobil listrik diperkirakan mencapai 2 juta unit pada 2030.
"13 juta unit di tahun 2030, kemudian roda empat 2 juta unit. Tapi harus dicatat itu akumulasi, jangan dibaca penjualannya segitu per tahun, akumulasi dari 2022 kalau gak salah," ujar Agus dalam acara Press Conference and The Launch of Electric Vehicle White Paper by Deloitte Indonesia and Foundry, Selasa (12/9/2023).
Menurut Agus angka 13 juta unit kendaraan roda dua dan dua juta unit kendaraan roda empat tersebut mengacu pada hitungan Kementerian ESDM untuk menurunkan emisi dari emisi gas buang kendaraan bermotor.
"Kami hitung dari NZE-nya, kita turunkan berapa CO2 gak boleh keluar bagian sepeda motor berapa, ini kalau kita lihat udara Jakarta seperti ini rasanya kita harus committed, mari kita lakukan bersama," tambahnya.
(wia) Next Article Kejar Industri Kendaraan Listrik Thailand, RI Kudu Ngegas!
