²©²ÊÍøÕ¾

Perang Rusia-Ukraina

4 Fakta Baru Perang: Putin Menggila-NATO 'Khianati' Ukraina

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
22 September 2023 05:12
A view shows at the site of a residential area hit by a Russian drone and missile strikes strike, amid Russia's attack on Ukraine, in Kyiv region, Ukraine August 30, 2023.  Head of the National Police of Kyiv region Andrii Nebytov via Telegram/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY.
Foto: via REUTERS/NATIONAL POLICE OF UKRAINE

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perang Rusia-Ukraina belum usai. Kedua negara masih terus melancarkan serangan, dengan Ukraina mulai menyerang masuk ke wilayah Negeri Beruang Merah.

Pertempuran pun kian panas dan masa depan perang dianggap masih akan panjang.

Berikut perkembangan perang Rusia-Ukraina sebagaimana dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ International, Kamis (21/9/2023):

1. Negara NATO stop beri senjata ke Ukraina

Polandia mengatakan pihaknya tidak akan lagi memasok senjata ke negara tetangganya, Ukraina. Hal ini dikarenakan perselisihan mengenai ekspor pertanian semakin dalam.

Perdana Menteri (PM) Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan pada Rabu (20/9/2023) bahwa pasokan dari Ukraina telah membuat petani di negaranya kecewa. Diketahui, Polandia saat ini menjadi transit dari biji-bijian asal Ukraina setelah Moskow menarik diri dari perjanjian Laut Hitam.

"Kami tidak lagi mentransfer senjata ke (Ukraina), karena kami sekarang mempersenjatai Polandia," katanya dalam sosial media X miliknya dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ International.

"Ukraina mempertahankan diri dari serangan brutal Rusia dan saya memahami situasi ini, tapi seperti yang saya katakan, kami akan melindungi negara kami," tambahnya.

Warsawa telah menjadi salah satu sekutu paling setia Kyiv sejak Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022. Polandia telah menyumbangkan berbagai macam persenjataan ke Kyiv, mulai dari tank Leopard 2 modern hingga jet tempur era Soviet, serta memberikan pelatihan militer kepada militer Ukraina.

Perselisihan baru-baru ini mengenai ekspor pertanian Ukraina pun telah mengancam perpecahan antara Kyiv dengan Warsawa serta Uni Eropa (UE).

Perselisihan ini memuncak pada hari Senin, ketika Ukraina mengajukan tuntutan hukum terhadap sejumlah negara, termasuk Polandia, ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas larangan impor gandum Ukraina.

2. Rusia-Ukraina Jual Beli Serangan

Ukraina melancarkan serangan di lapangan terbang militer Saky di Krimea yang diduduki Rusia pada Rabu malam, kata sumber di dinas keamanan Ukraina kepada NBC.

Sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka mengenai operasi tersebut, mengatakan bahwa Dinas Keamanan Ukraina dan angkatan laut melancarkan serangan di lapangan udara militer Saky di Krimea, yang menimbulkan "kerusakan serius."

Menurut informasi sumber tersebut, terdapat 12 pesawat tempur (pesawat tempur Su-24 dan Su-30) di lapangan terbang tersebut, sistem rudal Pantsir dan pangkalan pelatihan operator UAV (kendaraan udara tak berawak, atau drone).

"Serangan mencapai sasaran dan menyebabkan kerusakan serius pada peralatan penjajah. Drone digunakan untuk mengalahkan musuh, yang membebani sistem pertahanan udara Rusia, dan kemudian mereka meluncurkan rudal Neptunus."

"Para penjajah tidak dapat merasa aman di semenanjung yang diduduki," kata sumber tersebut, yang menyiratkan bahwa serangan-serangan lainnya akan terjadi di masa depan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa Kyiv telah berusaha menyerang "objek" di wilayah Rusia dengan drone tetapi mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan tersebut. Pernyataan itu tidak menyebutkan nama pangkalan udara Saky (atau Saki, sebagaimana dieja Rusia).

"Pada malam tanggal 20-21 September, upaya rezim Kiev untuk melakukan serangan teroris dengan kendaraan udara tak berawak jenis pesawat terhadap objek-objek di wilayah Federasi Rusia dihentikan. Sistem pertahanan udara di Laut Hitam dan wilayah Republik Krimea menghancurkan 19 UAV Ukraina," kata Moskow.

Di sisi lain, Rusia melancarkan gelombang serangan rudal ke seluruh Ukraina semalam, dengan Kyiv dan lima kota lainnya menjadi sasarannya. Serangan tersebut menyebabkan gedung-gedung terbakar dan menewaskan serta melukai warga sipil.

Peringatan udara terdengar di seluruh negeri ketika Rusia melancarkan rentetan serangan rudal ke ibu kota, yang menyebabkan tujuh orang termasuk seorang anak perempuan berusia sembilan tahun terluka. Tak hanya di Kyiv, serangan juga terjadi di Kherson, yang menyebabkan dua warga sipil tewas dan lainnya terluka.

Walikota Kyiv Vitaly Klitschko menulis di Telegram bahwa "Kyiv selamat dari serangan malam hari oleh orang-orang barbar Rusia," dan mengatakan bahwa bangunan-bangunan telah rusak dan listrik padam di beberapa bagian kota.

Kharkiv, Lviv, Rivne dan Cherkasy di Ukraina tengah masuk di antara kota-kota yang menjadi sasaran, kata pejabat regional Ukraina melaporkan melalui Telegram, mengunggah gambar layanan darurat yang berusaha menyelamatkan orang-orang dari reruntuhan bangunan yang rusak atau hancur di beberapa kota.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Presiden Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato di Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu, menyerukan agar Rusia kehilangan hak vetonya di dewan tersebut. Ia juga mempresentasikan rencana perdamaian Ukraina pada pertemuan puncak tersebut. Dia dijadwalkan melakukan perjalanan ke Washington pada hari Kamis untuk mengadakan pertemuan pribadi dengan Presiden Joe Biden.

3. Zelensky menyerukan agar Rusia kehilangan hak vetonya di PBB

Presiden Ukraina Zelensky pada hari Rabu menyerukan agar Rusia kehilangan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB. Dalam pidatonya di New York, Zelensky mengatakan langkah tersebut merupakan langkah penting untuk mengakhiri pertempuran di negaranya.

"Tidak mungkin menghentikan perang karena semua upaya diveto oleh agresor," katanya, seraya menambahkan bahwa reformasi dewan sudah lama tertunda.

"Saya tahu bahwa PBB mampu berbuat lebih banyak. Saya yakin bahwa Piagam PBB benar-benar dapat berfungsi demi perdamaian dan keamanan global. Namun, agar hal ini dapat terwujud, diskusi dan proyek reformasi PBB selama bertahun-tahun harus diterjemahkan ke dalam proses reformasi PBB yang dapat berjalan," katanya.

4. Erdogan Blak-blakan Niat Putin Berikutnya di Perang Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin ingin perang yang melelahkan yang dilakukan Moskow di Ukraina berakhir "sesegera mungkin". Hal itu diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah dirinya bertemu dengan Putin.

Menurut Erdogan, perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sejak Februari 2022 masih jauh dari kata selesai.

"Sangat jelas bahwa perang ini akan berlangsung lama," kata Erdogan kepada PBS News, sebagaimana dikutip dari Newsweek.

Ankara telah bertindak sebagai negosiator antara Moskow dan Kyiv sejak pecahnya perang di Ukraina. Turki sangat terlibat dalam kesepakatan biji-bijian di Laut Hitam yang ditengahi PBB, yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dari pelabuhan-pelabuhan di wilayah selatannya dan mencegah ketakutan akan kekurangan pangan global.

Turki juga telah mengirimkan bantuan militer ke Ukraina, termasuk kendaraan udara tak berawak. Namun Ankara juga mempertahankan hubungan ekonomi dengan Rusia dan menghindari sanksi yang sama terhadap Kremlin seperti negara-negara NATO lainnya terkait perang tersebut.

"Rusia merupakan salah satu tetangga terdekat saya," kata Erdogan, kemudian menambahkan bahwa Moskow "sama dapat diandalkan" seperti negara-negara Barat. "Saat ini, saya mempercayai Rusia sama seperti saya mempercayai negara-negara Barat," katanya.

"(Putin) sebenarnya berada di pihak yang ingin mengakhiri perang ini sesegera mungkin," lanjut Erdogan.


(luc/luc) Next Article Zelensky Mendadak Pecat Komandan Tertinggi Militer Ukraina, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular