Gencar Kurangi Emisi, DBS Indonesia Fokus Bidik 9 Sektor Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Bank DBS Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) melalui responsible banking, responsible operational hingga Social Impact Beyond Banking. Untuk itu DBS Indonesia pun fokus pada sembilan sektor industri yang melakukan transisi untuk mendorong pembiayaan hijau.
Executive Director, Treasury & Markets Bank DBS Indonesia, M. Suryo Mulyono mengatakan 9 sektor ini tercakup dalam pedoman Transition Taxonomy yang telah diluncurkan sejak 2020 lalu. Taksonomi ini menjadi panduan perusahaan yang ingin mencapai nol emisi karbon pada 2060.
Suryo mengatakan sektor-sektor ini mencakup sektor pembangkit listrik, minyak dan gas, otomotif, penerbangan, ekspedisi, baja, pelayaran, pangan, dan agribisnis. Meski hanya mencakup 30% portofolio pendanaan DBS, sektor-sektor ini berkontribusi lebih dari 90% dalam menghasilkan karbon emisi.
Adanya transisi di 9 sektor ini diharapkan bisa mempercepat pencapaian Indonesia bebas karbon. Terkait Transition Taxonomy, Suryo mengatakan pedoman ini dapat berguna bagi industri dan pelaku usaha untuk mengurangi karbon emisi mereka.
Pedoman ini pun juga sudah dirilis secara luas dan transparan, sehingga pelaku usaha dapat mengikuti pedoman tersebut untuk mencapai keberlanjutan. Selain itu, DBS juga terus mengurangi portofolio pendanaan pada perusahaan batu bara.
"(Sektor) energi kita kalau kita lihat di RUPTL sudah surplus, jadi untuk menambahkan sumber energi baru terbarukan agak useless karena kita sudah equilibrium. Tantangannya bagaimana kita bisa transisi batu bara jadi hijau," jelas dia.
"Kami di sini mendukung program pemerintah untuk mekanisme transisi energi dimana kita jadi advisor salah satu institusi pemerintah, kita bantu early retire dari pembangkit batu bara," tutur Suryo.
(rah/rah) Next Article DBS Indonesia Ungkap Dukungan Agenda Transisi Energi di RI
