²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Maaf RI Jadi Biang Kerok, Negara Ini Minta Warga Pakai Masker

sef, ²©²ÊÍøÕ¾
09 October 2023 21:10
Kabut asap akibat kebakran hutan Kalimanta menyelimuti Kuala Lumpur, Malaysia. (REUTERS)
Foto: Kabut asap akibat kebakran hutan Kalimanta menyelimuti Kuala Lumpur, Malaysia. (REUTERS)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Malaysia meminta warga kembali memakai masker. Ini setidaknya terjadi di Johor.

Mengutip Strait Times, indeks pencemaran udara di beberapa lokasi menunjukan level tidak sehat akibat kabut asap. Terutama di Tangkak, Segamat, Batu Pahat, Larkin dan Pasir Gudang.

Ketua Komite Kesehatan dan Persatuan negara bagian Ling Tian Soon mendesak pemakaian masker khususnya bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan pernapasan. Terutama saat keluar rumah.

Ia juga meminta warga sebisa mungkin menghentikan aktivitas di luar ruangan. Warga juga diminta minum air putih agar terhindar dari sakit tenggorokan.

"Untuk mengantisipasi peningkatan penyakit akibat kabut asap, rumah sakit umum di Johor telah siap untuk merawat masyarakat," katanya lagi.

Dilansir laman yang sama, pada Senin, delapan lokasi di Semenanjung Malaysia mencatat pembacaan API yang tidak sehat. Antara lain Cheras, Banting, Klang, Shah Alam, Johan Setia dan Petaling Jaya di negara bagian Selangor, serta Bukit Rambai di Melaka dan Nilai di Negeri Sembilan.

Sebelumnya Malaysia menyalahkan Indonesia atas Kabul asap di negerinya. Ini akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan.

Jumat lalu, Malaysia mengirimkan surat meminta RI memerangi kabut asap lintas batas yang melanda negeri itu dalam beberapa minggu terakhir. Kementerian Lingkungan Hidup Malaysia menegaskan kualitas udara telah mencapai tingkat tidak sehat di beberapa wilayah.

"Kami menyampaikan surat kami untuk memberi tahu pemerintah Indonesia dan mendesak mereka agar mengambil tindakan mengenai masalah ini," kata Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Malaysia, Nik Nazmi Nik Ahmad dalam sebuah wawancara Kamis, dikutip dari Reuters.

"Kita tidak bisa terus menganggap kabut asap sebagai sesuatu yang normal," tegasnya.

Pemerintah pun juga telah mengirimkan surat kepada perusahaan perkebunan milik Malaysia yang beroperasi di Indonesia. Ini untuk memastikan mereka mematuhi hukum dan mencegah pembakaran.

"Saya berharap setiap negara bisa terbuka untuk mencari solusi karena dampak kabut asap sangat besar terhadap perekonomian, pariwisata, dan khususnya kesehatan," katanya menyerukan tindakan bersama ASEAN baik melalui undang-undang atau perjanjian untuk mencegah kabut asap tahunan.

Ke depan Malaysia pun, ujarnya, akan serius mempertimbangkan undang-undang yang mewajibkan perusahaan bertanggung jawab atas polusi udara. Hal ini sebelumnya telah dilakukan Singapura.

Sebelumnya dua pekan lalu, data ASEAN Specialized Meteorological Centre (ASMC) yang berbasis di Singapura, menujukan ada 52 titik api di Sumatera. Sementara di Kalimantan ada 264 hotspot.


(sef/sef) Next Article Malaysia Tiba-Tiba Teriaki RI, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular