
Skenario Optimistis: Kereta Cepat Balik Modal 48,3 Tahun

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ekonom Senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri membagikan skenario super optimistis terkait dengan hitungan balik modal investasi Kereta Cepat Jakarta - Bandung yang dioperatori oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Menurutnya, hitung-hitungan super optimistis didasari oleh kapasitas tiap rangkaian 601 orang, kemudian 100% terisi penuh dengan waktu operasi pukul 5 pagi sampai 10 malam.
Jadi ada 36 kali keberangkatan dan tarif Rp 350.000, serta beroperasi sepanjang waktu tidak ada liburnya dengan asumsi kurs sekian.
"Ini pakai Rp 14.300 tidak menghitung bunga bunganya 3,4% loh. Tidak ada ongkos operasi, ongkos operasi dianggap ga ada nih, tapi tidak ada juga pendapatan nonoperasional. Nilai investasi Rp 114,4 triliun. pendapatan per tahun Rp 2,369 trilun per tahun. Untuk mencapai nilai investasi smeata butuh 48,3 tahun," papar Faisal Basri dalam diskusi dengan Paramardina, Selasa (17/10/2023).
Namun, lanjut Faisal, Jika tempat duduk terisi 75% itu 64 tahun. Maka, dia menyebut kereta cepat baru balik modal saat 'kiamat'. Apabila keterisian kursi hanya 50%, maka balik modal mencapai 139 tahun.
"Maka saya katakan kiamat, itu. Nah, itu dia," tegasnya.
"Excel anak saya sampai gak bisa bekerja untuk ngitung ini," tambahnya.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengungkapkan Kementerian BUMN sepakat pada perpanjangan konsesi KCJB menjadi 80 tahun. Menurutnya, proyek infrastruktur membutuhkan pengembalian yang panjang.
"Suatu proyek infrastruktur itu butuh pengembalian yang panjang kan. Kita melihat dengan konsesi yang sudah kita kembangkan sekarang itu saya rasa relevan. Panjangan cuma 80 tahun, hingga nantinya secara trafic nya juga mencapai titik yang optimal," jelasnya.
Seperti diketahui, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi meminta perpanjangan konsesi proyek KCJB menjadi 80 tahun. Alasannya, terdapat perbedaan hitungan antara feasibility study (FS) tahun 2017 yang cukup selama 50 tahun, dengam perhitungan studi tahun ini.
Mengacu pada hitungan studi tahun 2017, ada perbedaan soal perkiraan penumpang per hari, yang dinilai mampu mengangkut sebanyak 61.157 penumpang per hari. Sementara, perhitungan terbaru menunjukkan jumlah angkut hanya mencapai 31.125 penumpang per hari hingga adanya pembengkakan biaya.
(haa/haa) Next Article Warga DKI-Bandung Bisa Jajal Naik Kereta Cepat, Kapan?