Putin Tuding Barat soal Sweeping Warga Israel, Ini Respons AS

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Amerika Serikat melontarkan kecaman terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin karena menyalahkan Ukraina dan negara-negara Barat atas kerusuhan anti-Israel di sebuah bandara di Dagestan yang mayoritas penduduknya Muslim.
Putin menuduh Ukraina dan "agen layanan khusus Barat" setelah massa menyerbu Minggu (29/10/2023) malam ke bandara Makhachkala di Kaukasus Utara Rusia dan menuntut untuk menemukan penumpang Yahudi di pesawat yang tiba dari Israel.
Ketika ditanya mengenai tuduhan Putin terhadap Barat, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby berkata dengan sinis, "Bukankah itu lucu?".
"Retorika klasik Rusia, ketika terjadi sesuatu yang buruk di negara Anda, Anda menyalahkan orang lain," katanya dalam pengarahan di Gedung Putih, dikutip The Guardian.
"Barat tidak ada hubungannya dengan hal ini. Ini hanyalah kebencian, kefanatikan dan intimidasi, murni dan sederhana," kata Kirby.
"Beberapa orang akan membandingkannya dengan pogrom di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dan saya pikir itu mungkin deskripsi yang tepat, mengingat video yang kita lihat di luar sana," katanya tentang serangan anti-Yahudi.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller sebelumnya menyebut tuduhan Rusia mengenai keterlibatan Ukraina "tidak masuk akal."
"Kami menyerukan kepada pihak berwenang Rusia untuk secara terbuka mengecam protes yang penuh kekerasan ini, meminta pertanggungjawaban siapa pun yang terlibat dan menjamin keselamatan warga Israel dan Yahudi di Rusia," kata Miller.
Ukraina - yang diinvasi Rusia tahun lalu - juga menolak keras tuduhan tersebut dan menunjuk pada "anti-Semitisme" yang mengakar di Rusia.
Sebelumnya, Rusia menyalahkan "campur tangan eksternal" atas kerusuhan anti-Israel yang menutup bandara di wilayah mayoritas Muslim itu. Sebelumnya massa menyerbu setelah beredar rumor bahwa ada penerbangan yang tiba dari Israel.
"Peristiwa kemarin di bandara Makhachkala, sebagian besar, merupakan akibat dari campur tangan eksternal," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Dengan latar belakang tayangan TV yang menunjukkan kengerian yang terjadi di Jalur Gaza- kematian banyak orang, anak-anak, orang tua- sangat mudah bagi musuh untuk mengambil keuntungan dan memprovokasi situasi tersebut," katanya lagi.
(luc/luc) Next Article Ini 5 Pemilu di Negara Ini Paling Ditunggu di 2024, Ada RI?
