²©²ÊÍøÕ¾

Mentan Blak-Blakan ke DPR Sebut Gorila El Nino Mengerikan

Martyasari Rizky, ²©²ÊÍøÕ¾
13 November 2023 14:29
Seorang petani mengamati padi yang mengalami kekeringan di Desa Kramat, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu, (9/8/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Seorang petani mengamati padi yang mengalami kekeringan di Desa Kramat, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu, (9/8/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Pertanian Amran Sulaiman blak-blakan bicara soal dampak mengerikan dari adanya Gorila El Nino yang menyerang Indonesia kepada Komisi IV DPR. Amran bilang Gorila El Nino akan berdampak mengerikan hingga Februari 2024 mendatang.

"Ini El Nino bukan lagi El Nino biasa, bukan lagi super tapi sudah masuk Gorila El Nino, ini terbesar, ini ke depan sampai Februari, ini mengerikan," ujar Amran di Gedung Komisi IV DPR Senayan, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Bicara soal beras, Amran menyebutkan produksi pada tahun ini turun. Angkanya sama dengan konsumsi yaitu 30 juta ton. Ini yang membuat pemerintah akhirnya mengeluarkan izin impor 3,5 juta ton dimana 2 juta ton sudah dirilis awal 2023 dan 1,5 juta ton lagi adalah tambahannya.

Sementara itu data Kementan di tahun-tahun sebelumnya, produksi beras Indonesia surplus meskipun turun terus dari tahun ke tahun. Misalnya 2018 surplus 4 juta ton, 2019 3 juta ton, 2020 2 juta ton, 2021 1 juta ton, dan 2022 1 juta ton.

Namun sekarang yang menjadi persoalan adalah ketika impor sudah dipilih untuk menambah cadangan beras tidak semudah yang dibayangkan. Banyak negara yang memilih menutup keran ekspor beras mereka.

Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube Komisi IV DPR RI Channel)Foto: Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube Komisi IV DPR RI Channel)
Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube Komisi IV DPR RI Channel)

"Di satu sisi ada pembatasan ekspor negara lain. Bisa dibayangkan apa yang terjadi kalau kita butuh beras mau impor tapi tidak ada," ucapnya.

Maka solusi menurut Amran satu-satunya yang harus dilakukan adalah tetap menggenjot produksi beras dalam negeri.

"Solusi terbaik sekarang kita gandengan tangan tingkatkan produksi, gak ada jalan lain. Negara lain ada 22 negara sudah membatasi. Termasuk India kita bisa impor tetapi sampai hari ini belum ada kepastian," sebutnya.

Untuk itu, dia meminta anggaran belanja tambahan (ABT) Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp 5,82 triliun. Anggaran tersebut dipakai untuk menggenjot produksi padi dan jagung dengan pengadaan alsintan hingga benih.

"El Nino tidak mengenal tahun anggaran dia datang begitu saja pergi begitu saja sehingga kita menyesuaikan bukan iklim menyesuaikan kita. Kalau kita persiapkan sekarang mitra kita ingin kepastian apakah ini dibayar kalau tender. Mau dibayar 2023 mau dibayar 2024 gak soal yang penting kami diizinkan tandatangan kontrak Rp 5,8 triliun," jelas Amran.


(wur/wur) Next Article Mentan Amran Minta KPK Berkantor di Kementan, untuk Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular