²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto sempat menyinggung perihal pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela yang selama ini tak kunjung beroperasi.

Menurut dia, pemilihan nama Abadi menjadikan proyek gas jumbo yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akhirnya tidak selesai-selesai. Namun ia bersyukur saat ini pengembangan Blok Masela sudah mulai mempunyai progress yang cukup bagus.

"Kemudian Inpex yang memang nama proyeknya aja kurang pas, namanya Abadi, makanya proyeknya abadi nggak selesai-selesai, Abadi Masela. Beberapa tahun lalu ada 3 aspek lah yang membuat proyeknya terhenti gitu ada pandemi ada lain-lain," kata Dwi dalam Konferensi Pers, Jumat (12/1/2024).

Baca: Gak Tanggung-tanggung, RI Temukan Gas Jumbo di Beberapa Wilayah

Menurut Dwi pada akhir tahun lalu, terdapat beberapa keputusan penting yang akhirnya membuat proyek Blok Masela kembali jalan. Mulai dari resmi hengkangnya Shell di proyek tersebut dan digantikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) bekerja sama dengan Petronas hingga kick off Project Management Team (PMT) LNG Abadi Masela.

"Alhamdulillah akhir tahun kemarin sudah diselesaikan semua baik penjualan Shell, kemudian juga masuknya CCS, review POD, dan sebagainya. Sudah disetujui dan akhir tahun kemarin kita kick off, mudah-mudahan kick off-nya bolanya menggelinding ke depan, tidak umpan balik dan bisa gol sendiri," kata Dwi.

Ia pun berharap dengan tahapan tahapan yang sudah dilalui tersebut, proyek Blok Masela dapat onstream pada 2029 mendatang. Semula proyek ini diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027.

Adapun Blok Masela ditargetkan dapat memproduksi sebanyak 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd serta 35.000 barel minyak per hari.

(pgr/pgr) Next Article Bos SKK Migas Ungkap Alasan di Balik Proyek Masela yang Terus Molor