²©²ÊÍøÕ¾

Bangun HRS, Pertamina Siapkan Sumber Hidrogen di 17 Titik

Teti Purwanti, ²©²ÊÍøÕ¾
17 January 2024 20:04
Pertamina
Foto: dok Pertamina

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina New & Renewable Energy (NRE) telah berhasil membangun hydrogen refueling station (HRS) di Daan Mogot, Jakarta Barat. Peluncuran SPBH ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian penggunaan energi bersih di Indonesia.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, guna mendukung HRS tersebut, Pertamina akan menyiapkan sumber energi di berbagai wilayah.

"Dan kita sudah memetakan dari existing capacity kita, source dari hidrogen yang kita combine antara yang green dan blue, itu ada 17 lokasi yang siap dibangun untuk source-nya, untuk nanti kasih feeding ke SPBU-SPBU," rinci Nicke di Jakarta, Rabu (17/01/2024).

HRS ini menurut Nicke sangat penting karena merupakan real clean energy, dan tidak ada waste. Apalagi menurut Nicke Pertamina paling siap dalam ekosistem hidrogen di tanah air. Menciptakan ekosistem mobil hidrogen di Indonesia juga menjadi opsi untuk mempercepat pencapaian target nol emisi karbon (NZE) di 2060.

Bahkan, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama menegaskan hidrogen akan menjadi sumber energi bersih bagi masa depan Indonesia. Ia turut membandingkan energi baru terbarukan (EBT) jenis ini dengan kendaraan listrik.

"Saya kira salah satu masa depan itu adalah hidrogen. Kita bukan kritik soal kendaraan listrik ya, sekarang Tesla (di) China sudah tinggalkan berbasis nikel. Jadi, artinya ada satu investasi yang untuk masuknya itu tinggi, baru pemain lain mau ngikut, repot. Saya kira Pertamina dalam hal ini akan jadi leading," tegas Basuki.

Sementara itu, President of Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), Eniya Listiani Dewi mengatakan, dari perhitungan yang dilakukan, penggunaan hidrogen lebih hemat biaya ketimbang bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertamax.

HRS Pertamina sendiri nantinya akan menggunakan grey hydrogen. Penggunaan grey hydrogen sendiri diperkirakan memakan biaya sekitar Rp 277-300 per km. Sementara itu, penggunaan Pertamax memakan biaya Rp 1.380 per km. Namun, sekali pengisian hidrogen memang untuk kapasitas besar, alias sekali mengisi, bisa langsung penuh (full).

"Pertamina ini running dengan harga yang lebih murah duluan, karena menggunakan grey hydrogen. Tapi emisi yang berjalan akan turun," kata Eniya.

Adapun untuk harga grey hydrogen di HRS Pertamina sendiri belum rilis. Namun, Eniya memperkirakan harganya 1/3 di bawah harga green hydrogen. Harga green hydrogen paling murah diperkirakan sebesar 6 dolar Amerika Serikat (AS) per kg, atau sekitar Rp 93.522 per kg (kurs Rp15.587 per dolar AS).

Saat ini, SPBU Daan Mogot sendiri melayani pengisian BBM, dan juga bahan bakar gas (BBG). Dengan pembangunan HRS, maka SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia.


(dpu/dpu) Next Article Video; Pertamina Gelar Sekolah Energi Berdikari di Bali

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular