
Laut Merah Makin Kacau, AS Bom Yaman Lagi-Tembak 14 Rudal Houthi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kondisi di Laut Merah, Timur Tengah, makin kacau. Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris kembali melancarkan serangan putaran keempat terhadap milisi Houthi.
Rabu malam waktu setempat, AS dan Inggris dilaporkan kembali melakukan serangan terhadap kota-kota di Yaman. Negeri tersebut diketahui memang menjadi basis Houthi.
Kantor berita Al-Masirah dan Huthi Saba.net mengatakan serangan AS dan Inggris telah mencapai beberapa sasaran termasuk kota pelabuhan Hodeida dan kota Taez. Media AS termasuk CBS dan CNN International, mengutip para pejabat AS, melaporkan serangkaian serangan lain telah dilakukan terhadap sejumlah sasaran Houthi di Yaman meski tidak disebutkan jumlah jelasnya.
Hal ini terjadi setelah AS mengumumkan bahwa Houthi telah dimasukkan kembali ke dalam daftar entitas "teroris" karena serangan mereka di Laut Merah. Houthi sendiri menyerang kapal-kapal di jalur perdagangan dunia tersebut, untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza, tempat Israel memerangi kelompok Hamas.
Dalam keterangan lain, militer AS mengatakan telah menembak 14 rudal Houthi yang siap ditembakkan ke kapal-kapal di Laut Merah. AS berujar rudal-rudal itu berada di jalur peluncuran.
"Pasukan AS melakukan serangan terhadap 14 rudal Huthi yang didukung Iran dan dimuat untuk ditembakkan di wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman," kata Komado Pusat AS, dikutip AFP, Kamis (18/1/2024).
"Rudal-rudal yang berada di jalur peluncuran ini menghadirkan ancaman besar terhadap kapal dagang," tambahnya.
Sementara Houthi mengatakan akan membalas AS. Milisi Houthi juga akan terus menembak kapal-kapal yang melintas.
"Kami akan terus menargetkan kapal-kapal Israel yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki, tidak peduli bagaimana agresi Amerika-Inggris mencoba mencegah kami melakukan hal tersebut," kata seorang pejabat militer Huthi kepada TV Al-Masirah, dikutip laman yang sama.
Laut Merah merupakan 15% bagian dari jalur pelayaran internasional. Ini merupakan jalan tercepat lalu lintas barang dari Asia ke Eropa, melalui Terusan Suez.
Akibat serangan ini Menurut Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman, saat ini, sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari. Angka ini jeblos dari sebelumnya, 500.000 per hari pada bulan November.
"Pengalihan perhatian terhadap serangan tersebut telah menyebabkan perjalanan antara pusat produksi Asia dan konsumen Eropa memakan waktu hingga 20 hari lebih lama," kata Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Perdagangan Kiel, Julian Hinz.
"Hal ini juga tercermin dari menurunnya angka perdagangan Jerman dan UE, karena barang-barang yang diangkut kini masih berada di laut dan belum dibongkar di pelabuhan sesuai rencana," kata Hinz dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan pelacakan kapal Kpler, juga mengatakan kapal yang tak melalui Laut Merah, akan memutar ke Afrika Selatan di Tanjung Harapan. Otomatis perjalan lebih lama, dengan estimasi waktu tambahan 10 hari.
(sef/sef) Next Article Situasi Laut Merah Makin Gila, AS-Inggris Bakal Serang Militer Houthi
