
Musim Kampanye, Ternyata Tren Penjualan Minyak Goreng di Ritel Begini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengungkapkan tren penjualan minyak goreng (Migor) di ritel sekarang ini cenderung normal, dan harga juga terpantau tidak berfluktuasi.
Roy menyebut ada sedikit peningkatan penjualan pada beberapa merek produk minyak goreng efek dari kampanye yang tengah berlangsung sekarang ini. Namun untuk peningkatannya, kata dia, tidak begitu signifikan, sekitar 5%.
"(Tren penjualan migor sekarang ini) normal saja, tidak ada lonjakan. Kecuali produk-produk tertentu yang dibelanjakan oleh partai politik. Itu ada sedikit lonjakan, tapi lonjakannya tidak signifikan, hanya sekitar 5%," ungkap Roy dalam konferensi pers Aprindo di Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Roy juga menyatakan bahwa stok ketersediaan minyak goreng kemasan premium di ritel aman. Ia tak menampik memang ada sedikit lonjakan pada sejumlah merek minyak goreng kemasan premium, namun lonjakan itu terjadi karena harga yang memang sudah dipatok oleh produsen atau distributor migor itu sendiri.
"Kita adanya minyak goreng premium, premium aman. Karena yang Minyakita gak ada di ritel sekarang. Jadi kalau ditanya (migor kemasan premium) aman gak stoknya? Aman, karena premium. Dan harganya memang ada lonjakan, tapi itu karena masing-masing distributor dan produsen. Tapi stoknya aman," ujarnya.
![]() Minyak goreng kemasan non Minyakita di ritel modern. (²©²ÊÍøÕ¾/Martyasari Rizky) |
Dia memastikan stok minyak goreng akan aman saat bulan puasa Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri mendatang. Roy mengaku tidak khawatir ihwal kelangkaan minyak goreng, karena Indonesia merupakan produsen minyak goreng terbesar di dunia.
"Puasa (dan) Lebaran Idul Fitri stok aman itu, karena kalau kita minyak goreng gak khawatir, karena kita produsen terbesar di dunia. Yang kita khawatirkan kalau beras, kemudian gula. Kalau yang lain-lain itu masih bisa kondusif," ucap Roy.
Roy mengatakan, apabila nantinya terjadi lonjakan harga pada harga komoditas pokok, itu karena hukum ekonomi supply dan demand, yang mana apabila stok berkurang tapi demand meningkat atau tetap, maka akan terjadi fluktuasi harga.
"Kalau harga naik? Saya cuma bisa bilang, hukum ekonomi supply dan demand itu berlaku untuk semua produk. Jadi ketika supply kurang, demand tetap atau naik pasti harga naik," terang dia.
Namun demikian, Roy memastikan ketersediaan dan harga komoditas pokok di ritel tetap terjaga dengan baik.
"Komoditas pokok di ritel saya bisa kasih statement, itu tetap terjaga. Kebutuhan masyarakat terpenuhi, khususnya pada momen Lebaran," pungkasnya.
(wur) Next Article Pemerintah Belum Bayar Utang, Minyak Goreng Terancam Langka