
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos Tanpa Risma, Ini Kata Istana

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui rajin membagikan bansos sepanjang 2023. Pemerintah diketahui mengeluarkan anggaran perlindungan sosial selama 2023 mencapai Rp 443,4 triliun.
Di antaranya seperti penyaluran bantuan program keluarga harapan atau PKH Rp 28,1 triliun untuk 9,9 juta keluarga, hingga bantuan kartu sembako Rp 44,5 triliun untuk 18,7 juta keluarga penerima manfaat.
Adapula berupa bantuan langsung tunai (BLT) El Nino sebesar Rp 7,5 triliun untuk 18,6 juta keluarga. Selain itu, juga dalam bentuk subsidi BBM Rp 21,3 triliun, subsidi listrik Rp 68,7 triliun, subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) Rp 40,9 triliun, dan bantuan pangan Rp 7,8 triliun untuk 21,3 juta keluarga.
Pada 2024, Jokowi kembali meluncurkan bantuan langsung tunai (BLT) dengan besaran Rp 200 ribu per bulan untuk Februari - April 2024. BLT tersebut akan diberikan kepada 18,8 juta keluarga miskin.
Di balik rajinnya Jokowi berbagi bansos ini, ternyata kepala negara kerap kali membagikan bansos tanpa didampingi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma. Sebagai informasi, Risma merupakan anggota Kabinet Indonesia Maju dari PDI-Perjuangan.
Pihak Istana buka suara soal alasan jarang terlihatnya Menteri Sosial Tri Rismaharini saat Presiden Joko Widodo melakukan penyaluran bansos. Semua itu disebabkan dari tipe program bantuan sosial (bansos) yang dilakukan saat ini.
"Karena cadangan pangan ya, ada Bulog dan Badan Pangan. Jadi lebih pada hal itu, termasuk juga mengecek mengenai keberadaan pangan di setiap daerah. Jadi yang yang diajak tentu berkaitan dengan itu," kata Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, dikutip Rabu (31/1/2024).
Dia menjelaskan alasan pemerintah membagikan bansos jelang pemilu 2024 lantaran berkaitan dengan dampak El Nino. Imbasnya musim tanam dan juga musim panen akan bergeser.
"Dampaknya tentu pada kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan pokok terutama beras ya karena memang situasi iklimnya tidak memungkinkan," ujar Ari.
Kemudian, menurut dia, situasi global saat ini juga memicu kenaikan harga-harga komoditas pangan. Situasi itu akan menyimpulkan beban bagi masyarakat.
"Dan salah satu cara untuk merespons persoalan itu dengan membagikan bansos. Karena memang kelompok-kelompok sosial yang berada di lapisan bawah memang harus dibantu dalam menghadapi situasi yang sulit ini," kata Ari.
"Jadi ini sebenarnya kebijakan afirmatif pemerintah yang sumber dananya dari APBN, anggaran pendapatan belanja negara yang juga dari rakyat juga," tegasnya.
(haa/haa) Next Article BLT Jokowi Rp400.000 Cair, Cek Nama Penerima di Sini!