
Hamas Beri Sinyal 'Damai' dengan Israel, Perang Gaza Berakhir?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kelompok milisi yang berkuasa di Gaza Palestina, Hamas, dilaporkan telah memberikan konfirmasi awal yang positif terhadap penghentian pertempuran sementara dengan Israel. Ini terjadi saat Tel Aviv terus memberikan serangan membabi buta terhadap wilayah kantong Palestina itu.
Dilansir AFP, Qatar, yang merupakan mediator Hamas dan Israel, menyebutkan bahwa mereka makin dekat dengan jeda enam minggu dalam perang dan pertukaran sandera-tahanan. Ini terjadi setelah pejabat Doha bersama Amerika Serikat (AS) dan Mesir bertemu dengan pejabat intelijen Israel di Paris pada hari Minggu.
"Usulan itu telah disetujui oleh pihak Israel dan sekarang kami mendapat konfirmasi awal yang positif dari pihak Hamas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, di Washington, Kamis (2/2/2024).
Meski begitu, Ansari menambahkan bahwa masih ada jalan yang sangat sulit ke depan. Walau begitu, Ansari mengaku pihaknya optimis kedua belah pihak kini menyetujui premis yang akan mengarah pada jeda berikutnya.
"Kami berharap dalam beberapa minggu ke depan, kami dapat menyampaikan kabar baik tentang hal itu," tambahnya.
Sebelumnya, Qatar memediasi jeda satu minggu dalam pertempuran yang dimulai pada bulan November. Jeda tersebut dilakukan berdasarkan pembebasan sejumlah sandera yang diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober serta bantuan yang dapat secara aman memasuki Gaza.
Sumber Hamas mengatakan kepada AFP bahwa rencana tiga tahap itu akan dimulai dengan penghentian awal pertempuran selama enam minggu sehingga akan menghasilkan lebih banyak pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.
"Hanya perempuan, anak-anak dan laki-laki sakit berusia di atas 60 tahun" yang ditahan oleh militan Gaza yang akan dibebaskan pada tahap tersebut sebagai ganti tahanan Palestina di Israel," kata sumber tersebut, yang meminta tidak disebutkan namanya karena sensitifnya pembicaraan tersebut.
"Juga akan ada negosiasi seputar penarikan pasukan Israel, dengan kemungkinan fase tambahan yang melibatkan lebih banyak pertukaran sandera-tahanan. Pembangunan kembali Gaza juga merupakan salah satu masalah yang dibahas dalam kesepakatan tersebut."
Walau terdapat pernyataan perdamaian terbaru, seorang sumber yang dekat dengan Hamas dan tinggal di wilayah Gaza mengatakan bahwa masih belum ada konsensus mengenai proposal tersebut.
"Belum ada kesepakatan mengenai kerangka perjanjian... dan pernyataan Qatar terburu-buru dan tidak benar," papar sumber tersebut.
Sementara itu, pemimpin Hamas yang saat ini berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh, diperkirakan berada di Kairo pada hari Kamis atau Jumat untuk melakukan pembicaraan mengenai usulan gencatan senjata.
Serangan Israel ke wilayah Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Negeri Yahudi itu. Ini mengakibatkan kematian sekitar 1.163 orang, sebagian besar warga sipil.
Militan juga menyandera sekitar 250 orang. Israel mengatakan 132 dari mereka masih berada di Gaza termasuk sedikitnya 27 orang yang diyakini tewas.
Akibat serangan ini, Israel melancarkan serangan udara, darat dan laut yang telah menewaskan sedikitnya 27.019 orang di Gaza. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
(luc/luc) Next Article 5 Update Perang Gaza: Jumlah Korban-Israel Acak-Acak Tepi Barat
