Bos Freeport 'Curhat' Sempat Setop Ekspor 44 Hari, Begini Ceritanya...

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan pihaknya sempat berhenti ekspor selama 44 hari. Akibatnya, ada gap antara penjualan dan produksi yang cukup besar di 2023.
Dia mengakui curah hujan yang tinggi di area pertambangan, regulasi juga menjadi tantangan bagi perusahaan.
"Di Juni kami sempat berhenti ekspor 44 hari. Jadi produksinya tinggi tapi sale-nya rendah. Kita berhenti jualan selama 44 hari, dan berpengaruh pada lumpur anoda," ujar Tony dalam ²©²ÊÍøÕ¾ Mining Outlook 2024, Jumat (2/2/2024).
Dia menambahkan Freeport Indonesia memiliki rencana berjenjang hingga izinnya berakhir di 2040. Menurutnya, perusahaan baru bisa membuat plan yang secara agresif jika ada perpanjangan izin pertambangan di atas 2040.
"Kami memang (menyusun) rencana di 2030 karena izin kami berakhir di 2040, kami tidak ada target 2050 atau 2060. Kalau pemerintah memberikan perpanjangan, kita bisa plan secara agresif sesuai dengan apa yang pemerintah harapkan," kata dia.
Sebagai informasi, mencatatkan produksi 2 juta ons emas sepanjang 2023 yang berkontribusi besar pada pemasukan negara dan kinerja ekspor. Rata-rata penambangan per hari tercatat mencapai 218 ribu ton per hari di awal tahun, dan meningkat menjadi 240 ribu ton per hari.
Sepanjang 2023, diperkirakan Freeport Indonesia berkontribusi sekitar Rp 40 triliun pada pendapatan negara.
(rah/rah) Next Article Kupas Tuntas Masa Depan Industri Pertambangan di 2024
