²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Kena 'Tulah' dari Israel, Kinerja McDonald's Meleset-Saham Merosot

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
06 February 2024 08:01
McDonald's akan menutup gerainya di Rusia. (REUTERS/MAXIM SHEMETOV)
Foto: McDonald's akan menutup gerainya di Rusia. (REUTERS/MAXIM SHEMETOV)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kinerja keuangan McDonald's meleset setelah gelombang boikot menghantam restoran cepat saji itu akibat dikaitkan dengan dukungan terhadap Israel.

Saham McDonald's turun pada perdagangan Senin (5/2/2024). Ini terjadi setelah jaringan makanan cepat saji terbesar di dunia itu meleset dari ekspektasi pendapatannya.

Penurunan saham McDonald's terjadi lantaran efek boikot dari konflik Israel-Hamas yang berkepanjangan, sehingga angka penjualan menjadi lebih rendah.

Melansir Forbes, McDonald's melaporkan pendapatan sebesar US$6,41 miliar atau sekitar Rp101 triliun pada kuartal keempat, 7,5% lebih tinggi dari US$5,92 miliar (Rp93,3 triliun) yang dilaporkan pada periode yang sama tahun 2023 dan sedikit di bawah perkiraan analis sebesar US$6,45 miliar.

Sementara itu, laba bersih naik menjadi US$2 miliar (Rp31,5 triliun), atau US$2,80 per saham, dibandingkan dengan US$1,9 miliar satu tahun lalu dan di bawah ekspektasi analis FactSet sebesar US$2,83 per saham.

Ketika disesuaikan dengan biaya sebelum pajak sebesar US$72 juta terkait penghapusan perangkat lunak dan US$66 juta terkait PHK ratusan karyawan perusahaan tahun lalu, laba per saham dilusian McDonald's adalah US$2,95.

Perusahaan tersebut menunjuk pada dampak perang Israel-Gaza terhadap pertumbuhannya sebesar 0,7% di Timur Tengah, jauh lebih kecil dari perkiraan analis sebesar 4,7%.

Wall Street Journal melaporkan bahwa saham McDonald's juga naik 12% pada tahun sebelum penutupan hari Jumat, menjelang kenaikan 9% pada subindeks restoran S&P 500 pada periode yang sama.

McDonald's sendiri memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$215,46 miliar. Merek ini memiliki lebih dari 40.000 lokasi di lebih dari 100 negara, 95% di antaranya merupakan waralaba dan dimiliki oleh operator lokal. McDonald's menduduki peringkat ke-217 dalam daftar perusahaan terbesar dunia versi Forbes tahun lalu.

McDonald's tidak sendirian, merek Starbucks, Coca-Cola, dan Nestle menghadapi serangan balik di Timur Tengah sejak perang dimulai. CEO Starbucks Laxman Narasimhan mengatakan pekan lalu kemarahan konsumen atas perang merugikan penjualan pada kuartal terakhir.

Starbucks melaporkan penjualan bersih sebesar US$9,43 miliar pada kuartal terakhir dan peningkatan penjualan global sebesar 5%, jauh di bawah perkiraan yang memperkirakan pertumbuhan mendekati 7%.

Pertumbuhan penjualan toko yang sama di pasar internasional adalah 7% pada kuartal terakhir, perusahaan melaporkan, jauh di bawah ekspektasi sebesar 13,2%. Starbucks mengatakan toko-tokonya dilanda protes dan vandalisme di Timur Tengah dan Amerika Utara.


(luc/luc) Next Article Perang Hamas VS Israel Makan Korban Baru: McD Diboikot

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular