²©²ÊÍøÕ¾

Propertinomic: 4 Momok Ini Hambat Industri Properti RI

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
07 February 2024 19:20
Chief Economist Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo dalam Propertinomic di ²©²ÊÍøÕ¾ pada Rabu, (7/2/2024). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Foto: Chief Economist Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo dalam Propertinomic di ²©²ÊÍøÕ¾ pada Rabu, (7/2/2024). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Chief Economist at PT Bank Syariah Indonesia Tbk Banjaran Surya Indrastomo mengungkapkan, sektor properti di dalam negeri masih menghadapi sejumlah kendala yang menghambat pertumbuhannya melaju. Di sisi lain, dia  menambahkan, pembiayaan real estat masih tetap terjaga. Meski sempat turun tahun 2020-2021 ke angka Rp45,83 triliun, namun kembali bangkit lagi ke Rp47,67 triliun pada tahun 2022. 

Selama pandemi Covid-19, ujarnya, gelontoran insentif jadi penopang bagi industri properti nasional bisa tetap tumbuh. Meski, dia mengakui, kontribusi industri properti masih terbatas bagi PDB RI. 

"Dalam konteks ini, terlihat pada tahun 2022 ada rebound. Tahun 2023, sampai kuartal kedua kami lihat masih dalam tren naik. Di kuartal tiga memang ada koreksi, mungkin efek dari suku bunga dan biaya lainnya, jadi ada penurunan sedikit," katanya dalam wawancara khusus dengan ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia, Rabu (7/2/2024).

"Lalu kami lihat pemerintah pada akhir tahun lalu mendorong kredit kepemilikan rumah tetap terjaga. Untuk memastikan sektor ini, yang tadi disebutkan telah mempekerjakan banyak orang serta berkontribusi positif bagi ekonomi, serta menyangkut 185 subsektor industri, memang kita harus berpikir bahwa sebenarnya sektor ini memiliki potensi untuk bisa lebih kencang lagi," tambah Banjaran.

Hanya saja, lanjut dia, ada sederet hambatan yang dihadapi industri properti di dalam negeri. 

"Survei Bank Indonesia, kendala paling besar adalah perizinan dan suku bunga, memang mau tidak mau ini dialami oleh semua sektor usaha. Lalu ada DP (down payment) tinggi serta perpajakan," ujarnya.

"Kalau 2 atau 3 dari 4 ini bisa di-address akan bisa membantu meningkatkan pembelian rumah. Selain itu, catatan yang perlu di-highlight adalah sektor properti atau real estat ini adalah driver utama penanaman modal dalam negeri," kata Banjaran. 

Dia mengatakan, investasi di sektor properti di banyak negara, termasuk di ASEAN telah menjadi kunci utama mendorong perekonomian dan pasar keuangan. 

"Di Indonesia, proporsi ini belum terlihat. Di Malaysia sudah dua digit, apalagi Singapura. Kita masih di bawah 2 digit," sebutnya.

"Echoing (mengulang) pernyataan pak Joko, industri properti harus dilihat sebagai salah satu area investasi lanjut. Tapi belum ada solusi strategis yang fokus terkait hilirisasi perumahan, yang mendorong lebih banyak lagi produksi," kata Banjaran. 


(dce/dce) Next Article Bos Pengembang: Rumah Harus Jadi Prioritas Jangan Cuma Susbidi BBM

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular