²©²ÊÍøÕ¾

Menteri Era SBY Turun Gunung, Kritisi Subsidi Kendaraan Listrik RI

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
13 February 2024 11:30
Subsidi Motor & Mobil Listrik Dinilai Tidak Tepat Sasaran, Kenapa?  (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Foto: Subsidi Motor & Mobil Listrik Dinilai Tidak Tepat Sasaran, Kenapa? (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2009-2011, Darwin Zahedy Saleh buka suara perihal program pemerintah memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.

Darwin menilai pengguna mobil listrik rata-rata berasal dari keluarga menengah ke atas. Sehingga kebijakan ini dinilai kurang tepat. "Kita mayoritas ke bawah jumlahnya hampir 85% karena itu mensubsidi untuk mobil listrik itu jelas saya kira salah arah," kata dia dalam acara Energy Corner ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (13/2/2024).

Alih-alih memberikan bantuan berupa subsidi untuk pembelian mobil listrik, ia lebih sepakat pemerintah memberikan insentif untuk pembelian kendaraan listrik roda 2. Meskipun dalam implementasinya tidak mudah membuat masyarakat beralih dari motor berbahan bakar BBM ke motor listrik.

"Sebaliknya buat subsidi motor listrik itu boleh jadi tepat, tetapi tidak mudah sehingga tidak efektif untuk bisa punya pengaruh signifikan dalam penurunan emisi karbon. Saya kira kebijakan insentif ke arah sana dalam rangka itu tidak tepat," kata dia.

Darwin mengakui pemberian subsidi motor listrik sebagai upaya pemerintah mempercepat transisi motor BBM ke kendaraan listrik. Namun langkah ini dinilai masih jauh dari kata berhasil. "Tapi saya kira itu makin jauh panggang dari api karena tidak mudah untuk secara psikologis maupun sosiologis meminta orang beralih ke kendaraan listrik yang memang masih trial and error walaupun sudah banyak digunakan," kata dia dalam acara Energy Corner ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (13/2/2024).

Darwin menilai transisi ke kendaraan listrik hanya salah satu upaya dalam menekan emisi karbon. Namun demikian, hal itu bukan yang utama karena yang terpenting adalah mengatur supply and demand energi lewat kebijakan sistem transportasi massal.

"Jadi mestinya kalau ingin menekan emisi karbon dari sisi transportasinya, kebijakan transportasinya yang harus digarisbawahi arahnya apa itu khususnya ke transportasi massal," tambahnya.

Di samping itu, menurut dia rakyat saat ini juga lebih membutuhkan moda transportasi ketimbang kendaraan pribadi. Pasalnya, yang terpenting bagi mereka sampai ke tempat tujuan dengan ongkos yang lebih murah.

"Ketimbang masing-masing dibiarkan untuk menyelesaikan problem transportation saya terus terang menggarisbawahi dan mengingatkan Pak Jokowi dengan simpati, dulu waktu beliau awal menjabat Presiden beliau mengkritisi Presiden sebelumnya bahwa kebijakan transportasi itu dibiarkan orang menyelesaikan masalahnya sendiri sekarang setelah menjelang 10 tahun berakhir beliau membiarkan juga," kata dia.


(pgr/pgr) Next Article Bukan Subsidi Kendaraan Listrik, Begini Cara Tekan Emisi Lebih Tepat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular