
China Kirim Kapal Perang ke Dekat Laut Merah, Gabung AS Lawan Houthi?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - China telah mengirimkan kapal perusak berpeluru kendali ke Teluk Aden. Pengiriman ini dilakukan sebagai bagian dari misi anti-pembajakan di tengah ketegangan serangan pemberontak Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.
Berlayar dari Zhanjiang, sebuah kota pesisir di provinsi Guangdong, armada ke-46 Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China ini berangkat ke teluk sejak Rabu (21/2/2024).
Ditugaskan untuk menggantikan armada angkatan laut ke-45, pengerahan terbaru ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan China untuk mengamankan Teluk Aden dan perairan Somalia, wilayah yang penting bagi pelayaran internasional tetapi dilanda pembajakan.
Menurut Kantor Berita Xinhua, misi angkatan laut Armada ke-46 mencakup kapal perusak berpeluru kendali Jiaozuo, kapal fregat rudal Xuchang dan kapal pengisian ulang komprehensif Honghu.
"Armada ke-46, yang dilengkapi dengan lebih dari 700 perwira dan tentara, termasuk personel pasukan khusus, dan dua helikopter, bertujuan untuk melanjutkan kontribusi Tiongkok terhadap keamanan maritim internasional dengan memastikan jalur kapal yang aman di perairan strategis ini," demikian laporan Xinhua.
Collin Koh, peneliti senior di Institute of Defense and Strategic Studies di S. Rajaratnam School of International Studies Singapura, mengatakan di X bahwa ini adalah misi anti-pembajakan pertama China pada tahun ini.
"Angkatan Laut PLA kemarin mengirimkan misi anti-pembajakan baru yang pertama pada tahun 2024 dari Guangzhou, Satuan Tugas Pengawal ke-46 yang meluncurkan kapal perusak Jiaozuo, sedangkan kapal fregat Xuchang dan kapal pengisian armada Honghu sudah lama," tulis Koh pada Kamis (22/2/2024), seperti dikutip Newsweek.
Pengerahan ini terjadi di tengah serangan berkelanjutan Houthi terhadap kapal-kapal komersial yang melewati Laut Merah. Tindakan ini dilakukan untuk mendukung warga Palestina setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan perang berikutnya di Gaza.
Houthi adalah gerakan Syiah yang terlibat konflik berkepanjangan dengan pemerintah Yaman yang mayoritas penduduknya Sunni.
Adapun kapal-kapal komersial China diserang oleh Houthi, dan beberapa perusahaan telah menggunakan tanda panggil untuk menunjukkan hubungan mereka dengan China.
Bulan lalu, China dan Iran mengadakan diskusi di mana Beijing meminta Teheran untuk mengendalikan pemberontak Houthi. Iran, salah satu sekutu regional Houthi, diyakini telah memasok senjata kepada pemberontak sebagai bagian dari konflik proksi yang sedang berlangsung antara negara tersebut dengan Arab Saudi.
(luc/luc) Next Article Jepang Disebut 'Tabuh Genderang Perang' dengan China, Ada Apa?