
Batu Bara Gak Akan 'Kiamat' Dalam Waktu Dekat, Ini Buktinya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan bahwa komoditas batu bara masih mempunyai prospek yang cukup cerah. Sekalipun sejumlah lembaga internasional memproyeksikan permintaan akan batu bara akan mencapai puncaknya pada 2025-2026.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan permintaan akan batu bara RI ke depan masih cukup menjanjikan. Hal ini menyusul dengan beroperasinya proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di negara pengimpor seperti China dan India.
"PLTU Tiongkok yang ada 300 GW, di India 60 GW, saya gak lihat demand batu bara akan turun anytime soon demand meningkat," kata dia dalam acara ²©²ÊÍøÕ¾ Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta dikutip Senin (4/3/2024).
Di sisi lain, harga batu bara beberapa tahun terakhir ini juga cukup relatif stabil. Karena itu, hal tersebut cukup menguntungkan bagi Indonesia seiring dengan melonjaknya permintaan batu bara dari India dan China.
"Kalau 300 GW itu 1,8-2,1 miliar ton batu bara per tahun. Terutama didorong dari China dan India dan masih akan cukup baik dan berdampak pertambangan kita pajak royalti dan angkanya masih akan signifikan kontribusi ke PNBP," tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Bayan Resources, Alexander Ery Wibowo optimistis permintaan batu bara asal Indonesia pada 2024 ini masih akan cukup tinggi. Hal tersebut didorong meningkatnya permintaan dari negara pengimpor seperti China, India, dan Eropa.
Alexander menyatakan perusahaan telah melewati tahun 2023 dengan kinerja yang cukup positif. Hal tersebut dapat terlihat dari pertumbuhan produksi dan penjualan perusahaan yang mengalami peningkatan.
"Untuk ekspor saya pikir seperti China terutama India di mana demand India terhadap batu bara Indonesia menunjukkan permintaan stabil begitu juga dengan China dan Eropa," kata dia dalam acara Mining Outlook 2024 ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (2/2/2024).
Selain itu, permintaan batu bara dari pasar domestik juga diprediksi akan mengalami pertumbuhan. Hal ini seiring dengan beroperasinya PLTUÂ yang membutuhkan pasokan batu bara.
"Domestik juga terjadi kenaikan permintaan karena ada juga PLTU baru. Jadi secara permintaan menunjukkan tanda-tanda stabil walaupun tidak sesignifikan itu," ujarnya.
(pgr/pgr) Next Article Bukti RI Belum Bisa Tinggalkan Batu Bara, Usianya Masih Puluhan Tahun!