
Teten Sebut RI Sulit Jadi Negara Maju di 2034, Ini Alasannya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Koperasi dan Usaha, Kecil, Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut Indonesia sulit menjadi negara maju di tahun 2034. Indonesia, kata dia, sudah sekitar 30 tahun Indonesia terperangkap sebagai negara berpendapatan menengah selama 30 tahun.
Dia pun membandingkan Indonesia dengan China. Menurut Teten, China bisa mewujudkan sebagai negara maju dalam kurun waktu 40 tahun. Dia pun blak-blakan mengaku Indonesia bakal sulit mengikuti jejak China tersebut.
"China itu perlu 40 tahun menjadi negara maju. Kita sudah 30 tahun. Kira-kira bisa nggak nih 2 kali Pilpres lagi atau 10 tahun (Indonesia) bisa jadi negara maju? Ini bayangan saya berat ini, mungkin bisa lebih lama daripada China," kata Teten dalam acara Diskusi Forwakop di Kemenkop UKM, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Untuk itu, imbuh dia, perlu ada upaya meningkatkan pendapatan per kapita, salah satunya dengan mengindustrialisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) nasional
Sebab, sekitar 97% lapangan kerja di Indonesia tercipta di sektor UMKM, dari angka 97% itu 96% merupakan dari usaha skala mikro. Artinya, omzet usaha masih di bawah Rp 2 miliar, usaha tidak produktif, skala ekonomi rumah tangga, dan masih dari sektor informal.
"Bisa nggak 10 tahun lagi ini diganti jadi pekerjaan yang lebih kuat, seperti di sektor industri dan sebagainya. Kita tidak bisa menunggu penciptaan lapangan kerja itu dengan hadirnya investasi besar, industri dari luar datang ke Indonesia, karena sekarang rata-rata pertumbuhan ekonomi kita cuma 5% dimana idealnya 7%. Tapi bagaimana mengindustrialisasikan UMKM," ujarnya.
Teten mengatakan, bangsa yang gagal menjadi negara maju adalah bangsa yang tidak melakukan transformasi cara produksinya, dari cara tradisional ke produksi dengan menggunakan teknologi.
"Karena itu, hilirisasi ini berbicara tentang bagaimana kita bertransformasi menggunakan teknologi produksi yang modern," jelasnya.
![]() Menteri Koperasi dan Usaha, Kecil, Menengah (Menkop UKM). (²©²ÊÍøÕ¾/Martyasari) |
Untuk itu, kata Teten, pihaknya tengah membangun rumah-rumah produksi bersama untuk mentransformasi yang sebelumnya menggunakan peralatan sederhana menjadi alat produksi modern.
"Kita bangunkan pabrik-pabrik untuk mengolah sumber-sumber daya kita menjadi produksi jadi atau produk hilir. Kalau ini terus dilanjutkan, kita nanti bisa menghasilkan produk UMKM sekelas industri," tutur dia.
"UMKM tidak lagi menjual keripik skala kecil, tapi kita bisa membuat kripik dengan brand kemasan seperti produk Amerika yang ada kumisnya. Nggak apa-apa bikin keripik, tapi skalanya industri, bukan kayak sekarang yang cuma 10-20 kg, karena tidak ada supply bahan bakunya, dan masih iris-iris pakai tangan," sebut Teten.
(dce) Next Article Blak-blakan Menteri Teten Soal Mimpi Negara Maju, RI Sulit Tiru China