
Tak Peduli Ramadhan, Perang Bak Neraka di Sudan Makin Ganas

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Masuk ke bulan Ramadhan, perang di Sudan kian ganas. Gencatan senjata yang direncanakan selama satu bulan ke depan ditolak oleh Wakil Komandan Tentara setempat Yasser Al-Atta.
"Ada yang bicara soal gencatan senjata selama Ramadhan. Tidak ada gencatan senjata atas perintah tentara dan rakyat," ucapnya dikutip dari Reuters, Senin (11/3/2024).
Dewan Keamanan PBB juga mendorong adanya gencatan senjata selama puasa Ramadhan. Hal serupa juga diucapkan Pasukan Dukung Cepat paramiliter. RSF memastikan mendukung seruan gencatan senjata.
Dalam pernyataan Atta, Mohamed Hamdan Dagalo selaku pemimpin RSF dinyatakan tidak boleh berperan dalam politik atau militer Sudan di masa depan. Larangan yang sama juga berlaku bagi keluarga pria yang dikenal sebagai Hemedti.
Perang antar Sudan dan RSF telah terjadi selama setahun terakhir, sejak April 2023. Perang pecah saat adanya ketegangan rencana transisi ke pemerintahan sipil.
Pihak tentara tidak dalam posisi yang menguntungkan. RSF berhasil merebut sebagian besar ibukota pada hari pertama pertempuran, disusul sejumlah wilayah di Omdurman.
Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) juga menolak tawaran menyerahkan 537 tawanan perang. Usulan tersebut diungkapkan RSF sebelumnya.
"Pimpinan SAF menolak menerima usulan kami memulangkan personel mereka sebagai niat baik selama Ramadhan, dan inisiatif sepihak kami sebelumnya sejak krisis dimulai," jelas pihak RSF.
Perang tersebut berdampak pada puluhan juta warga Sudan atau setengah populasi negara itu. PBB mencatat 25 juta orang membutuhkan bantuan dan 8 juta orang mengungsi serta kelaparan.
(dem/dem) Next Article Bukan Gaza & Rusia, 61 Ribu Tewas di Perang Ini-Kuburan di Mana-Mana