²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Awas Rusia-Ukraina Menggila! Putin Siap Perang Nuklir-Minyak Dibom

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
14 March 2024 09:04
Depo bahan bakar minyak (BBM) Rusia di wilayah Voronezh terbakar pada Sabtu (24/6). Ratusan pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. (REUTERS/STRINGER)
Foto: Minyak Rusia (REUTERS/STRINGER)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berkecamuk. Kedua pihak masih tercatat melakukan upaya saling serang satu sama lain, dengan yang terbaru Rusia mulai mencapai terobosan penting yakni merebut kota Avdiivka dari pasukan Ukraina.

Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum ²©²ÊÍøÕ¾ International, Kamis (14/3/2024):

1. Pemilu Rusia

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat (AS) berencana melancarkan serangan siber terhadap sistem pemungutan suara elektronik Rusia selama pemilihan presiden pada 15-17 Maret. Perlu diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin berlaga kembali ke dalam bursa calon presiden di pemilu itu

Zakharova juga mengatakan Washington telah menugaskan organisasi non-pemerintah AS untuk merusak pemilu dengan mengurangi jumlah pemilih. Komentarnya menggemakan tuduhan serupa yang dilontarkan badan intelijen luar negeri Rusia minggu ini.

Washington sendiri sedang memiliki hubungan yang tegang dengan Moskow. Ini disebabkan langkah negara itu yang mengutuk keras serangan ke Ukraina, yang membuat Negeri Paman Sam memblokir Rusia dengan ribuan sanksi ekonomi serta memberikan dukungan persenjataan kepada Kyiv.

2. Putin Siap Perang Nuklir

Presiden Rusia Vladimir Putin resmi memberi peringatan perang nuklir ke Barat, Rabu waktu setempat. Ia menegaskan bahwa Rusia secara teknis siap menghadapi perang mematikan itu jika AS mengirim pasukan ke Ukraina.

Pengiriman itu akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang signifikan. Ini ditegaskannya saat berbicara menjelang pemilu Rusia tanggal 15-17 Maret, yang kemungkinan akan kembali memberinya enam tahun lagi kekuasaan.

"Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap," kata Putin dalam wawancara besar kepada pers lokal secara langsung, sebagaimana dimuat Rossiya-1 dan kantor berita RIA ketika ditanya apakah Rusia benar-benar siap menghadapi perang nuklir, dikutip Reuters.

Putin mengatakan AS memahami bahwa jika mereka mengerahkan pasukan Amerika di wilayah Rusia atau ke Ukraina, pemerintahannya akan menganggap tindakan tersebut sebagai intervensi. Sebelumnya Moskow sendiri mencaplok empat wilayah di Ukraina dan mengatakan wilayah tersebut kini sepenuhnya menjadi bagian dari Rusia.

"(Di AS) terdapat cukup banyak spesialis di bidang hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis," kata pria berusia 71 tahun itu lagi.

"Oleh karena itu, saya tidak berpikir bahwa segala sesuatu di sini sedang terburu-buru (konfrontasi nuklir), namun kami siap untuk itu," tegasnya.

Meski demikian, ia mengaku kemungkinan perang nuklir bukan prospek jangka pendek. Menurutnya, "rang-orang yang berkepala dingin" mungkin akan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya skenario seperti itu.

"Tapi, Rusia siap melakukan uji coba nuklir jika AS melakukannya," perjelasnya dimuat ²©²ÊÍøÕ¾ International.

3. Rusia Kuasai Lagi Wilayah Ukraina

Di sisi lain, angkatan bersenjata Rusia mengklaim telah menguasai desa Nevelske di wilayah Donetsk, Ukraina timur. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya kini menduduki "garis dan posisi yang lebih menguntungkan" di daerah tersebut setelah desa tersebut berhasil dikuasai.

Ini merupakan bagian dari serangkaian perolehan militer terbaru setelah kota industri Avdiivka direbut bulan lalu. Kementerian mengatakan angkatan bersenjata Rusia telah mengalahkan formasi Ukraina di wilayah Novomykhailivka di Donetsk dan Bilohorivka di Luhansk, di mana mereka mengklaim Ukraina telah kehilangan hingga 350 tentara, dua tank, empat mobil, dan unit artileri self-propelled Gvozdika dalam satu hari pertempuran.

4. Ukraina Bom Minyak Rusia

Ukraina dilaporkan menyerang kilang-kilang minyak Rusia dengan pesawat tanpa awak atau drone pada Selasa dan Rabu waktu setempat. Ini membuat beberapa fasilitas itu tidak beroperasi.

Dua unit penyulingan minyak utama ditutup di kilang minyak Ryazan milik Rosneft pada hari Rabu setelah kebakaran yang disebabkan oleh serangan pesawat tak berawak. Rosneft belum mengomentari insiden tersebut.

"Sementara itu, operasi di pabrik produk minyak Novoshakhtinsky di wilayah Rostov dihentikan setelah drone yang ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia jatuh ke fasilitas tersebut," kata Gubernur regional Vasily Golubev melalui Telegram.

Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Namun, produksi juga dihentikan di kilang NORSI Lukoil di wilayah Nizhny Novgorod pada hari Selasa setelah serangan drone menyebabkan kebakaran.

Dinas keamanan Ukraina pada hari Rabu mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak terhadap kilang minyak di Ryazan, Kstovo di wilayah Nizhny Novgorod dan Kirishy, di wilayah Leningrad. Badan itu mengatakan bahwa serangan terbaru tersebut merupakan kelanjutan dari serangkaian operasi khusus terhadap fasilitas minyak Rusia.

"Kami secara sistematis menerapkan strategi terperinci untuk mengurangi potensi ekonomi Federasi Rusia," kata sumber keamanan Ukraina, yang tidak ingin disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang operasi tersebut, kepada NBC News.

"Tugas kami adalah merampas sumber daya musuh dan mengurangi aliran uang minyak dan bahan bakar, yang langsung digunakan oleh Federasi Rusia untuk perang, hingga pembunuhan warga negara kami," tambah sumber itu.

Harga minyak naik sekitar 2% pada hari Rabu karena serangan kilang. Potensi gangguan terhadap pasokan minyak dari produsen utama, Rusia.

5. Kemungkinan Damai Rusia-Ukraina?

Sementara itu, Putin bicara soal prospek perdamaian antara negaranya dengan Ukraina, Rabu. Ia menyebut Rusia siap bernegosiasi namun berdasarkan situasi saat ini setelah perang terjadi, di mana Moskow berhasil menguasai beberapa wilayah.

"Kami hanya siap untuk negosiasi yang tidak didasarkan pada 'keinginan dan impian' setelah menggunakan obat-obatan psikotropika, namun berdasarkan pada kenyataan yang muncul, seperti yang mereka katakan dalam kasus-kasus seperti itu, di lapangan," katanya kepada wartawan.

Beberapa analis mengatakan Rusia dan Ukraina masih jauh dari perundingan perdamaian. Meski begitu, beberapa berpandangan bahwa Rusia tampaknya ingin menunjukkan kesediaan untuk berunding, terutama ketika Ukraina berjuang di medan perang di tengah kekurangan personel dan amunisi.

"Sekarang bernegosiasi hanya karena mereka kehabisan amunisi adalah hal yang konyol bagi kami," tambah Putin.

"Bagaimanapun, kami siap untuk melakukan pembicaraan serius, dan kami ingin menyelesaikan semua konflik, terutama konflik ini, melalui cara damai," ujarmya.


(sef/sef) Next Article Perang Nuklir Benar-Benar di Depan Mata, Putin Beri Ancaman Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular