²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Gangster Makin Gila di Haiti, Bank Sentral Diserang-Baku Tembak Pecah

sef, ²©²ÊÍøÕ¾
20 March 2024 07:00
Suasana saat protes ketika pemerintah mengatakan akan memperpanjang keadaan darurat selama satu bulan lagi setelah meningkatnya kekerasan dari geng yang berusaha menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry, di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (7/3/2024). (REUTERS/Ralph Tedy Erol)
Foto: Kekerasan gangster di Haiti makin menjadi-jadi. Bank sentral kini diserang (REUTERS/Ralph Tedy Erol)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kekerasan yang dilakukan gangster di Haiti makin menjadi-jadi. Serangan bahkan dilakukan ke bank sentral, Bank of Republic Haiti (BRH), di ibu kota Port-au-Prince, Selasa waktu setempat.

Dilaporkan bagaimana "sekelompok penjahat" berupaya menyerang gedung bank. Baku tembak bahkan terjadi dengan penjaga keamanan bank, polisi dan angkatan bersenjata.

"Seorang penjaga kemanan bank ditembak dan terluka," kata seorang karyawan yang menjadi saksi mata dimuat AFP, dikutip Rabu (20/3/2024).

"Tiga atau empat tersangka penjahat dibunuh," tambahnya lagi enggan menyebut nama.

Hal ini juga dibenarkan BRH. Dalam sebuah cuitan di media sosial (medsos) X, bank sentral menyebut penyerangan telah dilakukan di lokasi BRH di Rue Pavee.

Meski demikian upaya kejahatan para gangster berhasil digagalkan. Dikatakan bahwa pasukan keamanan dan penjagaan bank telah bertindak dengan profesional dan efisien.

"Sangat berterima kasih kepada penjaga keamanan dan polisi atas kewaspadaan dan komitmen terus-menerus mereka untuk melindungi komunitas kami," bunyi cuitan itu.

Haiti telah diguncang kekerasan geng sejak akhir Februari. Ini dimulai kala para gangster menggerebek sebuah penjara, melepaskan ribuan narapidana dan menuntut Perdana Menteri (PM) Ariel Henry mengundurkan diri.

Henry akhirnya setuju untuk mundur guna memungkinkan pembentukan pemerintahan sementara. Tekanan dari negara-negara tetangganya di Karibia dan Amerika Serikat (AS) juga menjadi penyebab.

Pembicaraan di antara partai-partai politik dan partai-partai lain sedang dilakukan untuk membentuk dewan transisi untuk menunjuk PM sementara. Tujuannya agar negara tersebut siap untuk mengadakan pemilu suatu saat nanti.

Perlu diketahui, Haiti sekarang tidak memiliki presiden atau parlemen. Pemilu terakhirnya terjadi pada tahun 2016.

Belum ada batas waktu resmi yang diumumkan untuk pembentukan dewan ini, namun Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak itu segera dilakukan. Ia meminta semua pemangku kepentingan Haiti untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan segera mengambil tindakan dalam penerapan pengaturan pemerintahan transisi.

Gardu Listrik Dihancurkan Gangster-Mayat Berhamburan

Meski PM mundur situasi masih mencekam. Warga masih berada dalam status jam malam dan keadaan darurat.

Di ibu kota jam malam diperpanjang hingga Rabu ini mengingat kekerasan yang masih terjadi. Keadaan darurat sendiri akan berakhir 3 April.

Beberapa daerah di wilayah metropolitan Port-au-Prince dibiarkan tanpa aliran listrik. Dilaporkan oleh perusahaan listrik negara bahwa para gangster juga telah menyerang utilitas listrik di negara itu.

Senin, dilaporkan empat gardu induk hancur dan tidak berfungsi sama sekali. "Listrik d'Haiti tidak luput dari tindakan vandalisme (baru-baru ini) dan teror para bandit," kata perusahaan.

Di sisi lain, mayat-mayat juga ditemukan di jalan-jalan dalam kekerasan yang pecah Selasa di dua kawasan elite di negara itu.Dilaporkan setidaknya ada 14 mayat ditemukan di mana warga akhirnya secara sukarela mengevakuasinya.

Belum ada update apakah pasukan keamanan PBB akan turun ke lokasi. Diketahui, awalnya akan ada pasukan PBB dari Kenya yang turun ke negara itu namun batal seiring pengunduran diri PM. 


(sef/sef) Next Article Bos Gangster Buka Suara Usai Acak-Acak 1 Negara, Beri Warning

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular