
China Selidiki PwC soal Skandal Penipuan Evergrande Senilai Rp 1.230 T

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pihak berwenang China sedang memeriksa peran PricewaterhouseCoopers(PwC) dalam praktik akuntansi China Evergrande Group setelah pengembang tersebut dituduh melakukan penipuan senilai US$78 miliar atau sekitar Rp1.230 triliun.
Melansir Reuters yang mengutip laporan Bloomberg, Jumat (22/3/2024), seorang sumber mengatakan belum ada keputusan yang diambil mengenai apakah akan memberikan sanksi kepada auditor tersebut, dan menambahkan bahwa pejabat China berhubungan dengan beberapa mantan akuntan PwC yang menangani audit Evergrande.
Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) minggu ini mendenda Evergrande dan Ketua Hui Ka Yan masing-masing sebesar 4,2 miliar yuan (US$581,4 juta) dan 47 juta yuan, karena penipuan akuntansi dan penerbitan obligasi, dan melarang Hui, serta eksekutif senior lainnya, dari pasar sekuritas.
Hengda Real Estate, unit andalan Evergrande, mengatakan penyelidikan yang dilakukan CSRC menemukan bahwa mereka telah meningkatkan pendapatan sebesar 213,99 miliar yuan, atau setengah dari total pendapatan, pada tahun 2019.
Pada tahun 2020, penjualan meningkat sebesar 350 miliar yuan, atau 78,5 % dari jumlah keseluruhan. Pengembang menerbitkan obligasi berdasarkan pernyataan palsu tersebut.
PwC mengundurkan diri sebagai auditor Evergrande awal tahun lalu di tengah ketidaksepakatan mengenai masalah yang berkaitan dengan audit akun tahun 2021, kata pengembangnya.
Evergrande dan PwC telah diselidiki oleh regulator audit Hong Kong sejak tahun 2021 atas akun pengembang tahun 2020.
Dengan total kewajiban sebesar US$300 miliar, pengembang yang paling banyak berutang di dunia ini gagal membayar utang luar negerinya pada akhir tahun 2021.
Setelah 18 bulan negosiasi restrukturisasi yang gagal dengan kreditor, perusahaan tersebut diperintahkan oleh Pengadilan Tinggi Hong Kong pada bulan Januari untuk melikuidasi.
(luc/luc) Next Article Eks Dirut Pertamina Gugat Kantor Akuntan Rp1,2 T