²©²ÊÍøÕ¾

Jokowi Ogah RI Bernasib Seperti Afsel, Pilih Tiru Nasib Korsel

Emir, ²©²ÊÍøÕ¾
28 March 2024 17:27
Presiden RI Joko Widodo di acara BRI Microfinance Outlook 2024, Jakarta, 7/4. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau memanfaatkan bonus demografi penduduk Indonesia supaya bisa melompat menjadi negara maju di 2045. Ia tidak mau Indonesia bernasib seperti Afrika Selatan yang gagal menjadi negara maju.

Hal ini diungkapkan Jokowi dalam pembukaan kongres ke - XII Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia, di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (28/3/2024).

"Kalau negara yang sering saya jadikan contoh Afrika Selatan. Tahun 2015 ada 63% penduduk Afrika Selatan berusia produktif. Artinya bonus demografi 2015. Tapi yang terjadi Justru 25% penduduk menganggur pengangguran tahun 2015 dan tahun 2021 naik (pengangguran) menjadi 33%," kata Jokowi dalam sambutannya.

Sedangkan Jokowi menginginkan Indonesia bernasib seperti Korea Selatan, yang pada tahun 1987 sudah memiliki pendapatan per kapita mencapai US$ 3.500, dan berhasil melompat menjadi US$ 11.800 per kapita di tahun 1995.

"Di tahun 1995 sudah menjadi high income country. Artinya dia sudah masuk negara maju. Karena apa kualitas SDM lewat pendidikan dan training yang dilakukan berhasil. Kita ingin seperti itu," kata Jokowi.

Sehingga ia mempelajari betul keberhasilan dan kegagalan sebuah negara yang sudah lebih dulu mendapatkan bonus demografi. Supaya Indonesia bisa masuk menjadi negara maju pada tahun 2045 mendatang.

Jokowi juga sering mengatakan Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Kesempatannya terbuka pada saat puncak bonus demografi di tahun 2030-an.

"Saat 68 persen penduduk Indonesia di usia produktif dan ini kesempatan langka biasanya dalam peradaban sebuah negara hanya diberi kesempatan sekali untuk melompat menjadi negara maju," kata Jokowi.

Selain itu ia juga mencontohkan negara-negara di Amerika Latin tahun 1950-1970an yang sudah menjadi berkembang namun tidak bisa menjadi negara maju. Bahkan banyak di antaranya masih menjadi berkembang karena tidak bisa menggunakan kesempatan dari bonus demografi yang terjadi.

"Dan masih menjadi negara berkembang bahkan beberapa yang sudah kembali menjadi negara miskin," katanya.


(hoi/hoi) Next Article Tahun Politik 'Goyahkan' Minat Investasi Korsel?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular