²©²ÊÍøÕ¾

Impor Beras Naik 202% Saat Harga Selangit & Bansos Jokowi Diperpanjang

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
16 May 2024 11:40
Suasana aktivitas pembongkaran beras impor dari Vietnam yang baru tiba di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan menggunakan Kapal MP Fortune, Kamis (21/3/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Suasana aktivitas pembongkaran beras impor dari Vietnam yang baru tiba di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan menggunakan Kapal MP Fortune, Kamis (21/3/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Aliran beras impor deras masuk ke Indonesia pada tahun ini, di tengah rencana Presiden Joko Widodo memperpanjang penyaluran bantuan sosial atau bansos beras hingga Desember 2024 dan harganya yang masih tinggi.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai impor beras pada periode Januari-April 2024 telah mencapai 1,81 juta ton, naik 202,88% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 600,33 ribu ton. Nilai impornya juga naik sebesar 284,61% menjadi US$ 1,17 miliar dari sebelumnya US$ 304,78 juta.

Pada April 2024, volume impor beras telah mencapai 370.29 ribu ton, atau naik 318,72% dibandingkan realisasi impor pada bulan yang sama tahun lalu sebanyak 88,43 ribu ton. Namun, realisasi April 2024 melambat, karena turun 34,72% dari Maret 2024 yang mencapai 567,21 ribu ton.

Mayoritas beras impor Indonesia pada periode Januari-April 2024 berasal dari Thailand seberat 764,59 ribu ton, diikuti Vietnam sebanyak 505,67 ribu ton, Pakistan sebesar 298,56 ribu ton, dan India 231,69 ribu ton. Sisanya, dari negara lain sebanyak 15,27 ribu ton.

Sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemerintah masih memberikan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hingga Desember 2024. Hal itu dilakukan karena kenaikan harga harga pangan secara internasional.

"Jadi kenapa beras 10 kilogram diberikan kepada bapak ibu semua? karena ada kenaikan harga beras," kata Jokowi di Kompleks Pergudangan Bulog Laende, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Senin (13/5/2024).

Oleh sebab itu, ia mengatakan pemerintah telah memperpanjang pemberian bantuan pangan berupa beras 10 kilogram hingga Juni 2024. Rencananya pemberian bantuan akan diperpanjang hingga akhir tahun ini.

"Jadi yang 10 kilogram ini akan diteruskan sampai Juni, dan akan kita lihat kalau nanti APBN itu ada ruang anggarannya akan diteruskan sampai Desember. Kita berdoa bersama-sama ya supaya bisa terus sampai Desember," sambungnya.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras masih berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET). Hal ini berdasarkan pantauan harga yang dilakukan Bapanas sampai dengan 11 Mei 2024 kemarin.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo mengatakan, terkait pantauan harga sampai dengan 11 Mei 2024 menunjukkan. ada beberapa komoditas yang harganya sudah di atas HAP dan HET diantaranya adalah beras.

"Kalau dilihat beras itu kecenderungannya naik atau merah, itu terutama di daerah zona 3. Di zona 3 untuk beras medium itu pada posisi kenaikannya 25%. Ini terjadi karena zona 3 bukan daerah yang penghasil beras, sehingga ada proses dan distribusi yang membutuhkan waktu. Ini faktor kenapa zona 3 relatif tinggi," jelas Nyoto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (13/5/2024).

Jika mengacu ketentuan HET, pembagian wilayah atau zona harga adalah Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sementara itu, Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan. Kemudian, zona 3 meliputi Maluku dan Papua. Adapun kenaikan beras medium di atas HET, kata dia, besarannya hanya 6%.

Hingga 16 Mei 2024, harga beras juga masih naik. Mengutip data Panel Harga Bapanas, harga beras premium bertengger di level Rp 15.710 per kg atau naik 1,09% dari hari sebelumnya. Beras medium juga naik 0,07% menjad Rp 13.520 per kg


(haa/haa) Next Article Kenapa RI Masih Impor Beras? Tak Disangka Jokowi Jawab Begini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular