²©²ÊÍøÕ¾

Ini Biang Kerok Penjualan Mobil RI Ambruk-Diramal Kurang 80.000/ Bulan

Ferry Sandi, ²©²ÊÍøÕ¾
16 May 2024 12:20
Petugas melakukan pengecekan fisik kendaraan sebelum di kirimkan ke pelanggan di Dealer Honda Sawangan, Depok, Jawa Barat (17/9/2020). (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto)
Foto: Petugas melakukan pengecekan fisik kendaraan sebelum di kirimkan ke pelanggan di Dealer Honda Sawangan, Depok, Jawa Barat (17/9/2020). (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penjualan mobil di Indonesia terus mengalami penurunan meski bulan Ramadhan telah usai. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan menurunnya penjualan mobil di RI disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari efek kebijakan AS hingga musim libur panjang beruntun di Indonesia.

Kondisi ini diprediksi masih akan berlangsung sepanjang tahun ini. Diprediksi, penjualan mobil nasional secara bulanan akan sulit menyentuh angka 80.000-an unit.

"Dampak beruntun, awalnya di paruh waktu tahun lalu 2023 itu The Fed naikin interest rate, jadi USD ramai kembali ke AS. Dampaknya berat duitnya, itu berisiko menaikkan NPL, maka leasing memperketat penyaluran kredit, semenjak September tahun lalu.Begitu NPL naik, kredit ketat, orang yang beli akhirnya turun, jadi penjualan turun," kata Sekjen Gaikindo Kukuh Kumara kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (15/5/2024).

Selain itu, ada berbagai faktor lain yang membuat penjualan mobil tidak juga lekas membaik. Diantaranya waktu libur yang kian panjang membuat waktu berjualan kian menyempit.

"Jelang 2024 ada peraturan POJK 22 untuk menagih kredit macet, orang ngga bisa sembarangan, makin diperketat lagi. Kemudian pemilu orang cenderung wait n see. Di bulan 4 ada Lebaran, setelahnya ngga berhenti lagi ada libur, ditambah cuti bersama sehingga April hari kerja cuma 14 hari. Penjualan 25 dibanding 14 hari kan separuh," kata Kukuh.

Untuk itu, Gaikindo sudah mengimbau kepada para pabrikan untuk tidak menaikkan harga mobil saat ini. Pasalnya, ada potensi penjualan mobil kian hancur-hancuran.

"Berat juga karena nilai tukar ngga lagi bagus, Rp 16.000/USD itu berdampak ke biaya produksi. Kita himbau kalau menaikkan harga semakin jeblok aja, Kita ada kajian kenaikan harga mobil lebih tinggi dari kenaikan pendapatan potensi pembeli mobil, kemakan inflasi dan sebagainya, itu punya dampak," kata Kukuh.

Karenanya, Ia pesimistis penjualan mobil bisa kembali normal di kisaran 80 ribu unit per bulan. Apalagi setelah pemilu usai ada narasi yang membuat orang menahan pembelian, yakni situasi politik transisi pemerintahan baru.

"80 ribu unit per bulan agak berat, kita tinggal 7 bulan, kalau mau bisa tembus 1 juta harus di atas 100 ribu unit per bulan, itu berat, ditambah ada sentimen baru Pemilu emang beres, tapi transisi pemerintahan baru di Oktober," ujar Kukuh.

Sebagai catatan, penjualan mobil pada April lalu total wholesales yang dicetak para pabrikan sebanyak 48.637 unit, turun 34,9% dibanding bulan yang sama tahun lalu yang mencapai 74.724 unit.

Sedangkan dari sisi penjualan ritel yang berhasil dikantongi pabrikan pada bulan itu hanya 58.779 unit, juga ambles 14,8% dibanding April 2023 yang mencapai 82.088 unit.

Dari sisi sepanjang Januari - April 2024, total wholesales yang dibukukan seluruh pabrikan mobil 263.706 unit, turun jauh dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 341.582 unit.


(dce) Next Article Penjualan Mobil RI Anjlok 23% Lebih, Bos Suzuki Bongkar Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular