²©²ÊÍøÕ¾

Duh! Ada 75.000 Orang Tinggal di Tangsel 'Penyusup' Punya KTP Jakarta

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
18 May 2024 16:15
Siswa melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) di SMK YPK Manggarai, Jakarta, Kamis (1/2/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)
Foto: Siswa melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) di SMK YPK Manggarai, Jakarta, Kamis (1/2/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintahan Provinsi Jakarta buka-bukaan sebanyak 75 ribu penduduk Tangerang Selatan (Tangsel) masih memegang kartu tanda penduduk atau KTP Jakarta.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan hal itu. Ia mengatakan mendapatkan informasi langsung dari Kadis Tangerang Selatan.

"Nah Kadis Tangsel mengatakan ada sekitar 75 ribu penduduk ber-KTP Jakarta tinggal di Tangsel," kata Budi dalam acara Rapat Kerja Gubernur Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama 2024 di Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Budi mengatakan, para penduduk Tangerang Selatan yang memegang KTP Jakarta itu sudah hidup 25 tahun di luar Jakarta. Bahkan, iuran BPJS nya dibayarkan oleh Pemprov Jakarta.

"Tinggal 25 tahun selama ini di sana tapi BPJS nya kita yang bayarkan, belum lagi mereka masih dapat KJP (Kartu Jakarta Pintar) di kita," ucap Budi.

Ia mengatakan, fakta ini merupakan kesalahan dari sisi administrasi penduduk, membuat Pemprov Jakarta sudah mulai menerapkan kebijakan penataan kependudukan melalui kebijakan penonaktifan NIK di KTP nya.

"Maka kita lakukan ini demi Jakarta lebih baik sehingga datanya akurat kebijakan kita bisa rumuskan lebih baik," ungkap Budi.

Kepala Dinas DUKCAPIL Jakarta, Budi Awaluddin dalam dalam rapat kerja Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (17/5/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)Foto: Kepala Dinas DUKCAPIL Jakarta, Budi Awaluddin dalam dalam rapat kerja Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (17/5/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Kepala Dinas DUKCAPIL Jakarta, Budi Awaluddin dalam dalam rapat kerja Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (17/5/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

±Ê±ð²Ô±ð°ù³Ù¾±²ú²¹²ÔÌý´¡»å³¾¾±²Ô¾±²õ³Ù°ù²¹²õ¾±

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setyono mengungkapkan, pihaknya saat ini masih terus berupaya menyelesaikan masalah pendataan dan administrasi kependudukan di DKI Jakarta. 

Hal ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu strategi mengatasi masalah ketahanan pangan, khususnya di DKI Jakarta. Dengan data kependudukan yang lebih akurat, Bantuan Sosial bisa lebih lebih tepat sasaran.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta memiliki program atau kebijakan bantuan sosial. Baik dalam bentuk KJP, subsidi pangan, subsidi transportasi dan beberapa bantuan sosial lainnya.

"Pendataan dan administrasi kependudukan kerap dihadapi anggota Forum Mitra Praja Utama. Untuk itu dukungan serta arahan dirjen kependudukan dan catatan sipil dibutuhkan. Sehingga data kependudukan lebih akurat, penggunaan APBD untuk fasilitas bansos lebih tepat sasaran," ujar Joko dalam acara Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama, Jumat, (16/5/2024).

Apalagi lanjutnya DKI Jakarta sangat unik. Karena jumlah warganya sangat banyak jika di siang hari. Sementara pada malam hari berkurang sangat drastis.

"Penduduk DKI 11,3 juta orang berdasar data kependudukan. Tentu ini bervariasi pada siang hari jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan malam hari. Mungkin berbeda dengan Surabaya, siang malam tidak terlalu drastis ketimpangannya dibandingkan Jakarta," jelasnya.


(dce) Next Article Gagal Padankan NIK-NPWP, Cek Langkah Berikut Ini!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular