
20 Calon Presiden Baru Iran, Gantikan Raisi yang Tewas Kecelakaan

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Iran secara mendadak masuk dalam proses transisi kekuasaan. Ini disebabkan kematian mendadak Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter beberapa hari lalu.
Dari segi posisi Raisi sebagai presiden, ia sementara waktu akan digantikan oleh Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Mokhber. Dalam konstitusi Iran, Mokhber akan bekerja dengan para kepala legislatif dan peradilan Iran untuk mempersiapkan pemilihan presiden dalam waktu 50 hari.
Namun, kontestasi pemilihan presiden sudah makin mengerucut. Sebanyak 20 nama yang kredibel telah diusulkan. Agar dapat bertanding, semua kandidat harus disetujui oleh badan elit beranggotakan 12 orang yang dikenal sebagai Dewan Penjaga.
Di sisi lain, rezim Iran dilaporkan terpecah antara memastikan kesinambungan di satu sisi, sementara yang lain ingin memungkinkan kompetisi terbuka yang merangsang jumlah pemilih dan memberikan legitimasi kepada pemenang.
"Meskipun pemilu adalah tentang kepribadian, kesepakatan rahasia dan hubungan dengan pemimpin tertinggi, ideologi memainkan peranannya," tulis analisis dari The Guardian, Senin (27/5/2024).
Daftar Calon
Ada beberapa calon yang dinilai akan maju. Namun, hanya beberapa nama yang digadang-gadang kuat dapat lolos menjadi calon presiden Iran.
Saeed Jalili, dua kali menjadi calon presiden dan pendukung Raisi, pada Minggu mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri. Sebagai seorang garis keras, ia menghabiskan sebagian besar karirnya di Kementerian Luar Negeri, dan menjadi negosiator nuklir utama Iran antara tahun 2007 dan 2013.
Akhir pekan ini, mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad muncul di luar rumahnya dikelilingi oleh para pendukungnya dan mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk maju.
Alireza Zakani, Wali Kota Teheran dan memiliki pandangan serupa dengan Jalili, mengatakan dia belum membuat keputusan. Namun, sumber mengatakan dia sedang mempersiapkan tim kampanye.
Kandidat lainnya adalah Parviz Fattah. Ia merupakan kepala Eksekusi Perintah Imam Khomeini (EIKO), sebuah konglomerat ekonomi besar di bawah kendali Khamenei. Kedekatan ini yang membuatnya dicap sebagai calon konservatif.
Dari parlemen, ada Mohammad Baqer Qalibaf, ketua parlemen antara tahun 2020 dan 2024, juga digadang maju dalam kontestasi pemilihan presiden.
Selain Qalibaf, nama yang sering disebut-sebut adalah Ali Larijani. Ia sempat menjabat sebagai ketua parlemen selama 12 tahun dan berpengalaman sebagai tokoh tengah.
Larijani sendiri membantah laporan bahwa dia mengikuti pencalonan, dan mengatakan keputusan apa pun akan disampaikan melalui saluran resminya. Meski begitu, ia mendapatkan dukungan dari presiden sebelumnya, Hassan Rouhani.
Sementara itu, beberapa media Iran memperkirakan bahwa jika pemilu menjadi tidak dapat diprediksi, wakil presiden yang kaku dan presiden sementara saat ini, Mohammad Mokhber, mungkin akan diminta untuk mencalonkan diri dan menjabat posisi tersebut selama lima tahun.
"Urusan bisnisnya, termasuk menangani sebagian besar urusan pemimpin tertinggi, menjadikannya sosok yang dipercaya meskipun bayang-bayang korupsi dan pengenalan vaksin Covid yang tidak efektif tidak akan membuatnya disayangi oleh kebanyakan orang Iran," tulis The Guardian.
(luc/luc) Next Article Tewas Kecelakaan Helikopter, Presiden Raisi Sosok Anti-Korupsi di Iran
