
Longsor Maut Kubur Hidup-Hidup 2000 Orang di Tetangga RI, Ini Sebabnya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bencana longsor telah mengubur 2.000 orang hidup-hidup di tetangga RI, Papua Nugini. Pemerintah negeri itu pun buka suara atas kejadian tersebut.
Mengutip Reuters, Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape menyalahkan "curah hujan yang luar biasa" dan perubahan pola cuaca sebagai penyebab berbagai bencana di negaranya. Ini termasuk tanah longsor pekan lalu yang mungkin telah menewaskan ribuan orang.
![]() |
"Masyarakat kami di desa itu tertidur untuk terakhir kalinya, tanpa mengetahui bahwa mereka akan menghembuskan nafas terakhir saat mereka tidur dengan tenang," katanya ke parlemen, dikutip Rabu (29/5/2024).
"Alam menyebabkan tanah longsor, menenggelamkan atau menutupi desa tersebut," ujarnya lagi.
![]() |
"Tahun ini, kita mengalami curah hujan luar biasa yang menyebabkan banjir di wilayah sungai, kenaikan permukaan laut di wilayah pesisir, dan tanah longsor di beberapa wilayah," kata Marape lagi.
"Kita menghadapi pola cuaca yang luar biasa dan perubahan dari kekeringan ke basah," tambahnya.
Hal sama juga dikatakan Wakil PM John Rosso. Menurutnya dampak perubahan iklim sudah terlihat selama dua bulan terakhir.
"Tidak hanya di Enga (provinsi yang terkena bencana longsor) ... kita telah melihat bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh negeri," ujarnya.
Bencana longsor terjadi Jumat dini hari. PBB memperkirakan tiga kali lipat orang tewas, sekitar 670, akibat bencana tersebut.
Provinsi Enga berada 600 kilometer (km) dari ibu kota Port Moresby. Sejauh ini baru enam orang ditemukan di desa tempat pusat longsor, Yambali.
Di sisi lain Menteri Pertahanan Billy Joseph dilaporkan telah tiba di Enga dengan membawa persediaan bantuan termasuk makanan, air, selimut dan tenda. Sebelumnya beberapa negara menegaskan akan memberi bantuan.
Australia mengangkut kebutuhan untuk pengungsi dengan dua pesawat militer Negeri Kanguru. Amerika Serikat telah menjanjikan 2 juta kina (sekitar Rp 8,2 miliar) untuk tempat penampungan darurat dan dukungan logistik, kata kedutaan besarnya.
Sementara itu, pihak berwenang telah menyuarakan kekhawatiran mengenai merebaknya penyakit di tengah peringatan akan terjadinya tanah longsor lebih lanjut. Ribuan orang telah diperintahkan untuk mengungsi di tengah longsornya gunung tersebut.
"Setiap menit, jenazah yang terkubur di bawah puing-puing semakin membusuk ... hal ini menimbulkan risiko kesehatan yang tinggi," kata kepala misi Serhan Aktoprak dalam sebuah pernyataan email.
![]() |
(sef/sef) Next Article Longsor Maut di Tetangga RI, 2.000 Orang Lebih Terkubur Hidup-Hidup
