
Pantas Jokowi Sedih, 4.000-an Orang RI Cek Jantung-Jajan ke Malaysia

Jakarta ²©²ÊÍøÕ¾ - Setidaknya ada 4.000-an orang Indonesia yang dilaporkan melakukan medical check-up ke Malaysia setiap tahunnya. Angka ini khusus jumlah pasien yang mau cek jantung ke Institut Jantung Negara (IJN), Malaysia.
Tak hanya melakukan pemeriksaan medis, mereka juga sekaligus menikmati pariwisata maupun berbelanja di negara tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Timbalan Ketua Pegawai Eksekutif IJN Dato' Akmal Arief Mohammad Fauzi.
"3.000-4.000 pasien Indonesia ke IJN untuk berobat, khususnya untuk jantung," katanya saat ditemui ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia di acara konferensi pers upacara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU/ Nota Kesepahaman) oleh Institut Jantung Negara (IJN) dengan PT Pertamina Bina Medika IHC di Jakarta, Senin (3/6/2024).
"Sambil-sambil melancong, sambil health check up sambil shopping-shopping, Banyak juga yang datang untuk medical check up keseluruhan seperti check urine dan lain sebagainya," ungkap Dato' Akmal.
Wisata medis ke luar negeri atau melakukan perjalanan untuk pemeriksaan medis sekaligus berwisata oleh orang Indonesia kini tengah jadi sorotan. Bahkan, beberapa kali jadi isu yang disorot oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).Â
Terbaru, Jokowi mengungkapkan, jumlah masyarakat Indonesia yang bolak-balik ke luar negeri untuk berobat ada lebih dari 1 juta orang. Yang kemudian berpotensi menyebabkan Indonesia kehilangan devisa atau nilai ekonomi jasa kesehatan. Menurut catatan pemerintah, negara tujuan berobat favorit masyarakat Indonesia antara lain Singapura, Malaysia, Jepang dan Amerika Serikat.
"Kita kehilangan US$11,5 miliar, kalau dirupiahkan itu Rp 180 T hilang karena warga kita tidak mau berobat di dalam negeri," ujar Presiden saat menghadiri Rakernas Kesehatan di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4/2024).
Karena itu, pengelola rumah sakit dalam negeri pun mencari berbagai cara untuk menarik minat masyarakat agar berobat di dalam negeri. Diantaranya bekerja sama dengan rumah sakit negara lain seperti Malaysia.
Seperti yang dilakukan oleh PTÂ Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang menjalin kerja sama dengan Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia dalam pengembangan tenaga medis seperti fellowship untuk ahli jantung, ahli anestesi dan ahli bedah jantung.
"Kita kerja sama dengan Malaysia untuk perkuat southeast Asia bisa menjadi pilihan karena melihat akhir-akhir ini mengarah ke Asia untuk kesehatan, jadi ini bentuk kerja sama di mana kita bisa perkuat upskilling dokter dan lain sebagainya," kata Direktur Utama IHC Mira Dyah Wahyuni.
![]() Dirut IHC Mira Dyah Wahyuni (dua dari kiri) dan Dato Akmal Arief Mohamad Fauzi, Timbalan Ketua Pegawai Eksekutif, Institut Jantung Negara (paling kanan) dalam konferensi pers MoU IJN dan IHC, Jakarta, Senin (3/6/20204). (²©²ÊÍøÕ¾/Ferry Sandi) |
Banyaknya orang Indonesia yang berobat ke luar negeri, termasuk Malaysia, menyita perhatian Jokowi.Â
"Saya paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit, kemudian perginya ke luar negeri," kata Jokowi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/8/2022).
Jokowi juga mendapat laporan, banyak pasien kanker di wilayah perbatasan seperti Kalimantan Barat yang lebih memilih berobat ke Kuching, Malaysia, karena merasa di sana fasilitas dan alat kesehatan yang dimiliki lebih memadai.
"Khusus di Kalbar, saya mendengar ada yang ke Kuching. Berapa capital outflow kita yang keluar membiayai rumah sakit. Lebih dari Rp 110 triliun per tahunnya," kata Jokowi.
(dce) Next Article Malaysia-Singapura Minggir! Biaya Berobat di India Termurah di Dunia
